"Menggapai harapan setinggi gunung dengan berfikir seluas samudera"

Selasa, 31 Juli 2012

Jalan-jalan ke Pulau Biawak - Indramayu Jawa Barat

Pulau Biawak - Indramayu Jawa Barat

Sudah 3 tahun kami tinggal di Indramayu namun belum pernah ke Pulau Biawak, sungguh sangat menyedihkan :(. Dari dulu hanya rencana-rencana saja tanpa ada realisasi. Kali ini kami benar-benar serius untuk jalan-jalan ke Pulau Biawak. Berawal dari jadwal yang kami tunda gara-gara beberapa teman banyak yang berhalangan dan ditambah lagi kondisi cuaca di laut yang kurang bagus. Akhirnya tanggal 14 Juli 2012 kami berangkat juga dengan menggunakan perahu nelayan Majakerta yang sudah saya kenal sebelumnya. Namun keberangkatan kali ini bukan dari Majakerta tapi dari Parean - Eretan Wetan Indramayu, karena kebetulan perahu nelayan ini lagi sandar disana. Sebenarnya untuk ke pulau Biawak umumnya lewat Pantai Karangsong, pantai Tirtamaya dan pantai Dadap Juntinyuat yang memang sudah banyak perahu yang biasa mengantar wisatawan ke Pulau Biawak. Dari 12 orang yang rencananya ikut trip ini, menjadi 6 orang yaitu Saya, Anas, Brewok, Iqbal, Opik, Nunug, dan lainnya berhalangan. Pagi-pagi sekali kami berangkat dari kota Indramayu dengan diantar teman kami Awank dan pada pukul 05.00 sampai di Parean. Dari Parean 05.30 kami berangkat, awalnya perahu susah keluar karena air masih surut namun kami semua ikut membantu mendorong perahu sampai akhirnya perahu bisa jalan juga. Kami semua awalnya tertidur pulas, tapi ketika terik matahari sudah di atas kepala kami mulai terbangun satu persatu. rasa pusing, mual, haus dan lapar mulai terasa. Satu persatu mulai mabuk laut dan akhirnya ngasih makan ikan a.k.a muntah, hahaha, cuma saya aja yang pertahanannya masih kuat, hehehe. Memang angin laut lagi kencang, otomatis ombak menjadi tinggi dan pastinya perahu yang kami tumpangipun bergoyang terus. Perjalanan ini terasa sangat lama apalagi perahu kami sedikit salah arah dan ditambah lagi belum tahu jalur masuk pelabuhan pulau biawak. Karang dan koral yang terlihat dari permukaan membuat ragu sang nahkoda, takut klo perahunya menghantam karang dan 1 jam lamanya gak jelas muter-muter sekitar pulau Biawak sampai akhirnya kami dituntun perahu lain yang kebetulan mau sandar. Akhirnya penderitaan ini terbayar sudah! air yang jernih, terumbu karang, biawak dan pasir putih menyambut kami. Kami tiba pukul 13.30 siang, bertemu dengan pak Manto (petugas dinas perhubungan navigasi pelayaran dan juga sebagai penjaga pulau Biawak) dan beberapa pengunjung yang sudah duluan sampai sini. Dengan ijin pak Manto kami dipersilahkan mendirikan tenda dekat gerbang masuk, kemudian lanjut membuat makan siang dengan peralatan dan perbekalan yang sudah kami bawa. Badan lemas akibat perjalanan jauh akhirnya pulih kembali setelah perut terisi makanan, hehehe... Oh ya pengunjung juga bisa memanfaatkan fasilitas rumah dinas disini, total yang bisa dipakai ada 4 rumah sudah terisi kasur dan kursi, kemudian ada 2 kamar mandi, dan 1 televisi. Ada juga 3 cottage milik dinas pariwisata namun belum pernah dipakai mungkin alasan beberapa pengunjung yaitu letaknya agak jauh dari rumah pak Manto, ditengah hutan bakau dan waru, dan lagi dekat makam. Listrik disini menggunakan diesel genset yang dinyalakan pada malam hari s/d pagi hari. Saatnya menikmati pulau ini... snorkeling bro!! sudah tidak sabar kami ingin menikmati pemandangan bawah laut sekitar pulau ini. Sebelah kanan pelabuhan jika dari pulau, kita dapat menikmati pemandangan spot terumbu karang yang begitu luas sedangkan sebelah kiri merupakan spot koral dan juga merupakan spot mancing yang bagus di pulau Biawak ini.

Minggu, 29 Juli 2012

Jalan-jalan ke Ranu Kumbolo Semeru

Ranu Kumbolo (2400 Mdpl) - Semeru Lumajang (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru)



Rencana jalan-jalan ke Ranu Kumbolo di Gunung Semeru Lumajang Jawa Timur hampir saja saya batalkan. Berawal dari perubahan jadwal acara Holiday Camp 3 yang diselenggarakan oleh PAS (Pecinta Alam Semeru) yang bermarkas di Senduro Lumajang, yang rencana sebelumnya adalah tanggal  6-8 juli 2012 berubah menjadi tanggal 29 Juni - 1 Juli 2012. Jadwal ini berbenturan dengan jadwal jalan-jalan saya bersama rekan kerja ke Pulau Biawak Indramayu, namun karena rekan kerja saya banyak yang membatalkan dengan berbagai alasan dan juga faktor cuaca di laut yang kurang baik jadi jadwal jalan-jalan ke Pulau Biawak kami tunda. Saya segera memutar arah untuk men-fix-kan ikut menjadi peserta Holiday Camp 3 Ranu Kumbolo. Segera saya menghubungi Ketua PAS dan akhirnya saya terdaftar dalam acara tersebut. Dengan diwakili adik saya Dio, regristasi ke PAS pun terdaftar 4 orang sesuai dengan apa yang saya minta. Tapi 3 dari 4 orang itu belum jelas siapa saja. Selanjutnya saya segera mengurus ijin cuti ke atasan meskipun awalnya sedikit alot, akhirnya surat ijin cuti saya pegang juga. Segera saya pulkam ke Lumajang tanggal 27 juni 2012 dan di Lumajang saya mulai mengumpulkan teman-teman yang sekiranya mau ikut jalan-jalan ke Ranu Kumbolo. Adik saya Dio akhirnya pun ikut di tambah lagi Rohmat, dan sampai hari H jadinya cuma ber-tiga dan masih sisa 1 tiket lagi sebenarnya. Satu hari sebelum berangkat semua perbekalan dan peralatan sudah kami siapkan. Harusnya malam sebelum keberangkatan saya tidur, malah asyik nonton bola Euro 2012 pas tim Jerman vs Italy. Ya sedikit ngantuk saya dan teman-teman berangkat habis Shubuh dari rumah untuk menuju ke Senduro Lumajang pada tanggal 29 Juni 2012. Kami dapat info jam 7 berangkat mangkanya pagi-pagi sekali kami berangkat, eh ternyata molor juga sampai jam 9  lebih. Ternyata peserta ditambah panitia lumayan banyak, terlihat dengan 3 truck yang kami tumpangi lumayan penuh mungkin sekitar 70-80 orang. Dengan 3 truck tersebut kami meluncur dari Senduro menuju desa Ranu Pani. 2 jam akhirnya kami sampai di Ranu Pani yang berada di ketinggian 2200 Mdpl, dan kamipun menunggu panitia untuk mengurus perijinan di pos perijinan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru). Sambil menunggu kamipun makan siang dengan bekal yang sudah kami bawa dari rumah (lauk serundeng sama kebo'/paru sapi buatan nenek :p). Karena dari Ranu Pani pastinya jalur yang kami pilih melewati Watu Rejeg (jalur yang paling umum). Jam 1 siang tepatnya kami mulai mendaki dengan kondisi jalan berdebu apalagi kena hentakan kaki pasti bertebangan tuh debu dan lagi cukup menanjak, karena saya dibelakang dengan susah payah saya salip satu persatu sampai akhirnya saya terdepan, lumayan bawa carier 60 liter plus matras yang terikat kanan kiri bikin gerak tidak leluasa apalagi ada beberapa jalan yang sempit sehingga saya harus menepi diatas semak-semak atau badan berposisi miring untuk menghindari senggolan dengan pendaki lain saat menyalip atau berpas-pasan. Alhamdulillah nafas sudah lancar lagi tidak perlu susah-susah pake masker debu. Jalur pendakian ini tidak begitu banyak pepohonan kebanyakan adalah ilalang. Meskipun beberapa jalan yang kita lewati terkena terik matahari langsung, tidak begitu membuat kita gerah karena udara dingin sangat terasa.  Setelah 1 jam lamanya kepala mulai terasa pusing, waduh ini gara-gara belum tidur sama sekali tadi malem gara-gara nonton bola!! Sejenak saya berisitirahat sambil menunggu 2 orang yaitu Dio dan Rohmat, akhirnya lumayan enakan. Kembali saya percepat langkah saya sembari menyemangati 2 orang ini. Di dalam perjalanan kamipun berkali-kali pas-pasan dengan rombongan lain yang turun atau balik dan juga sudah berapa rombongan yang sudah kami salip. Kami bertiga memang ngebut bisa dibilang sering lari daripada jalan, dengan anggapan cepet nyampe dan segera tidur. Sering kali rombongan pendaki lain yang kami salip menyapa ramah : "waduh, kok ngebut ae mas!!", hehehe test fisik nih... Kadang-kadang saat istirahat kami juga mengobrol dengan beberapa rombongan pendaki lain basa-basi tanya daerah asal dan tukar pengalaman. Sungguh indah pemandangan di perjalanan yang kami lalui, dengan angin yang sejuk terasa sekali saat mulai melewati POS 2. Seringkali juga kami membagi air minum kepada para pendaki lain yang terlihat kelelahan dan stock airnya habis, beberapa diantaranya rombongan pendaki pemula cewek dan cowok usia SMA terihat fisik yang masih kaget dan persiapan perbekalan kurang. Kemudian di POS 3, baru ada sinyal HP tepat di bawah pohon besar dan menjadi satu-satunya spot yang ada sinyal HP sepanjang jalur pendakian di Gunung Semeru, dan mulai di POS 3 ini juga tanjakan lumayan berat meskipun tidak panjang. Sampai di pertengahan POS 3 dengan POS 4 kami disuguhi pemandangan Ranu Kumbolo yang indah dari atas. Akhirnya!! semangat kami bertambah untuk segera sampai. Dari POS 4 mulai turun tajam, dengan berlari kami turun meskipun sesekali terpeleset akhirnya sampai juga dan segera menyentuh air di Ranu Kumbolo untuk membasuh wajah kami yang penuh keringat dan debu. Sungguh dingin dan bersih! Segera kami mendirikan tenda di camping ground yang menurut kami tepat view-nya. Tidak jauh di belakang tenda kami ada shelter berdinding kayu berdiri kokoh yang memang disiapkan untuk pendaki. Klo ada badai, para pendaki memanfaatkannya karena menjadi tempat berlindung yang lebih baik daripada tenda. Toilet juga ada, namun sayang kebersihannya tidak terjaga dengan baik. Setelah tenda selesai kami dirikan segera kami mengisi perut, dan akhirnya bisa memejamkan mata juga dengan cepat. Memang hukum alam klo capek + kenyang pasti cepet tidur. Oh enaknya tidur setelah begadang dan melakukan 3 jam pendakian yang lumayan melelahkan. Oh ya Ranu Kumbolo menurut info memiliki luas 14 Ha atau 14 kali luas Ranu Pani dan Ranu Kumbolo ini berada di ketinggian 2400 Mdpl. Di Ranu Kumbolo bisa terdengar suara angin yang menghantam bukit-bukit dan daun cemara yang sudah berumur tua, dan pas kena kulit kita rasanya cesss (dingin brrr). Permukaan airnya memantulkan pemandangan bukit-bukit dan cemara seakan cermin. Ketika angin mulai kencang, maka permukaan ranu ini akan mulai bergelombang dan tidak sedikit ikan mas (tombro) bermunculan di permukaan.

Sabtu, 28 Juli 2012

Jalan-jalan ke Karimun Jawa - Jepara Jawa Tengah

Pantai Barat Pulau Karimun Jawa - Taman Nasional Karimun Jawa


Jalan-jalan ke Karimun Jawa?? selalu menjadi rencana dan hanya sekedar wacana. Sepulang dari mudik ke Lumajang, saya lanjutkan perjalanan ke kota Semarang untuk melaksanakan tugas dinas Training dari perusahaan yang dilaksanakan di hotel Patra Jasa selama 5 hari dari hari Senin-Jumat. Pada saat coffe break hari ke-3 training, ada salah satu temenku nyletuk tanya ke saya mengenai transportasi ke Karimun Jawa. Dari pertanyaan itu saya menjawab dengan seadanya yang saya ketahui dari hasil browsing di blog-blog backpacker atau agen wisata Karimun Jawa. "Klo dari Semarang yang paling deket lewat pelabuhan Tanjung Mas dan ada KM Kartini sebagai transporternya" jawabku. Namun temenku Septian ini sama sekali tidak tahu jalan di Semarang karena memang dia asli Bandung dan baru kali ini ke Semarang. Dari obrolan tadi saya berjanji untuk memberikan informasi yang jelas dan Saya bersama Anas temenku satunya lagi berniat survey ke pelabuhan Tanjung Mas sepulang training hari itu. Pikiranku loading agak lama, akhirnya saya sadar kok saya gak kepikiran ikut ke Karimun Jawa juga ya?? ternyata si Anas pun setuju untuk jalan-jalan ke Karimun Jawa juga. Dengan begitu kami tambah bersemangat untuk mencari info perjalanan ke Karimun Jawa. Saya dan Anas pergi ke pelabuhan Tanjung Mas untuk mencari info. Di Tanjung Mas kami ngobrol-ngobrol dengan beberapa orang yang berprofesi sebagai mooring hawser alias kuli parkir sandar kapal di pelabuhan dan bisa dibilang preman juga. Dari mereka kami mendapat info jadwal keberangkatan, lokasi sandar KM Kartini, dan parkir mobil yang aman. Informasi penting lainnya yaitu tiket KM Kartini tidak dijual di pelabuhan tapi dijual di kantor dinas perhubungan. "Waduh!" pikirku, gimana nih beli tiketnya. Kami masih penasaran, kami keliling pelabuhan untuk mencari KM Kartini. Meskipun banjir rob dimana-mana kami masih tetep semangat dan akhirnya di waktu maghrib apa yang kami cari ketemu, KM Kartini sandar di pangkal tanjung Mas. Kami kemudian masuk ke kapal dan bertemu dengan salah satu awak kapal. Dari percakapan tersebut kami mendapatkan contact person pegawai dinas perhubungan (DISKOMINFO) Semarang yang berkantor di Kali Banteng Semarang. Menurut dia kemungkinan besar penuh, dengan sedikit rayuan kami minta ijin diberi tempat untuk 4 orang diluar ruang VIP dan bisnis artinya di kargo kapal meskipun tanpa tiket. Dan dia mengiyakan, namun dia menyuruh kami untuk memastikan dulu tiket KM Kartini ke Dinas Perhubungan. Keesokan harinya saya menyampaikan detil informasi yang kami dapat ke teman saya Septian dan ternyata Septian yang rencananya pergi bersama sang istri gak jadi kesana karena istrinya belum berani kesana jika kondisi hamil gini. "Ya sudah klo begitu", kemudian saya menghubungi CP pegawai dinas perhubungan tersebut dan dia menyuruh saya untuk ke kantornya. Disela-sela kegiatan training kami di Patra Jasa, kami kabur sebentar untuk pergi membeli tiket dan alhamdulillah beruntungnya kami dapat 4 tiket eksekutif KM Kartini PP Semarang-Jepara dan Jepara-Semarang kebetulan masih ada sisa total 6 tiket. 4 tiket ini rencananya untuk Saya, Anas, Dio adik Saya, dan sepupu saya Mbak Dian. Dio kebetulan pengen ke Semarang jadi di sela-sela libur kuliahnya saya ajak dia berlibur ke Semarang, sedangkan mbak Dian adalah sepupuku yang kebetulan domisili di kota Semarang.  Pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2012 perjalanan kami mulai pukul 09.00 dari Tanjung Mas. 2 jam awalnya sih masih tenang ombaknya, namun setelahnya perut kami semua serasa dikocok kurang lebih selama 2 jam. Puluhan orang terlihat mabuk laut kemudian muntah-muntah, dan akhirnya pertahanan kamipun runtuh. Isi perut kami keluarkan semuanya baik saat di toilet atau pun saat di anjungan kapal, oh ya cuma satu mbak Dian yang tidak muntah. Baru pertama kali ini saya merasakan mabuk laut, padahal saya sering sekali ke laut baik naik kapal nelayan, tugboat ataupun kapal tanker belum pernah sama sekali namanya muntah ya mungkin ini efek melihat orang-orang muntah ya???... Lemes sekali badan ini, namun terbayar sudah saat kami melihat pulau Karimun Jawa dari dekat. Kamipun turun di pelabuhan dan tengok sana-tengok sini gak tahu mau kemana nih. Sampai akhirnya kami ditawarin oleh salah satu agen tour yang sedang menjemput tamunya untuk naik pick-up mereka. Ternyata Pulau Karimun Jawa lumayan rame penduduknya! ada tawaran home stay milik penduduk dengan tarif 60 rb per kamar, sebelumnya kami pikir-pikir dulu karena saya bawa tenda dan akhirnya kami putuskan untuk sewa 2 kamar dengan harapan dapat istriahat nyaman dan empuk, hehehe... Setelah tanya mengenai tarif sewa kapal nelayan, alat snorkeling, dan guide, kami putuskan untuk bergabung sama agen untuk wisata airnya. Setelah istirahat 1 jam lamanya, kamipun dijemput untuk melanjutkan jalan-jalan ke beberapa pulau yang ada di kepulauan Karimun Jawa. Awalnya adalah snorkeling lanjut sisi utara pulau Karimun Jawa untuk menikmati sore hari dan sunset.

Jalan-jalan ke Teluk Meru Taman Nasional Meru Betiri

Pantai Meru Barat (Teluk Meru) Taman Nasional Meru Betiri


Jalan-jalan ke Teluk Meru ini sangat menantang karena untuk kesini harus melalui jungle track. Jalan-jalan kali ini kami lakukan ber-enam yaitu saya adik saya Dio, Mas Irwan, Mas Anwar, Rohmat dan Bolot alias Iril dengan mengendarai 3 motor. Rencana awalnya, pagi-pagi sekali setelah shubuh kami berangkat dari rumah (Yosowilangun - Lumajang), namun ada beberapa kendala karena kurang persiapan akhirnya kami berangkat agak siang pukul 06.30. Hari itu tanggal 18 Mei 2012 kami berangkat bersama-sama. Perjalanan kali ini kami sengaja lewat Puger untuk membeli udang sebagai umpan mancing disana. Setelah membeli udang di TPI Puger, kami lanjutkan perjalanan ke Ambulu. Sesampainya di kota Ambulu, kami berhenti untuk membeli bekal yang akan kami bawa ke Teluk Meru seperti mie, air minum, snack, saos, kopi, dll. Kurang lebih 30 menit dari kota ambulu kami memasuki wilayah perkebunan yang namanya Curah Nongko. Disini penduduknya lumayan ramai, di area pasar Curah Nongko kami berhenti untuk sarapan dulu di warung pecel. Setelah sarapan, kami lanjutkan dengan perjalanan yang lumayan mengocok perut. Perjalanan dimaksud adalah perjalanan di wilayah Taman Nasional Meru Betiri dengan jalan yang berbatu, bergelombang dan licin. Konsentrasi, keseimbangan, dan kekuatan otot lengan sangat berpengaruh jika tidak ingin jatuh dari motor. Beberapa kali kami berhenti di daerah Taman Nasional ini sejenak untuk istirahat dan melepas dahaga. Jalan menuju teluk Meru ini sebenarnya sama dengan jalan menuju Pantai Bandealit namun sesampainya di blok Sumbergadung kita harus belok kiri dan klo lurus itu ke Bandealit. Motor kami titipkan di rumah penduduk yang paling deket dengan perbukitan. Ada papan peta TNMB yang menggambarkan jungle track Bandealit - Sukamade, dan menariknya tertulis "Selamat menikmati tantangan. Waduh!!! pikirku... kayaknya emang berat nih jungle tracknya. Ternyata benar, track awal aja kita harus melewati ladang palawija dengan kemiringan 50 derajat ya sekitar 70 meter. Lumayan nih, apalagi tidak ada pohon yang meneduhi kami,..panasnya bro!!! Jungle track ini kami mulai pukul 12 siang loh, pasti panas lah :(. Beberapa dari kami sempat putus asa awalnya, gak kebayang seperti yang diceritakan bapak yang kami titipi motor tadi bilang klo beberapa waktu kemaren ada mahasiswa kampus di Jember melakukan perjalanan ke Teluk Meru dengan menempuh waktu 6 jam lamanya. "Klo penduduk asli sini sih 3-4 jam perjalanan", kata bapak tersebut. Hemm, masa' kalah sama mereka pikirku sembari menyemangati diri dan kami semuanya. Setelah memasuki hutan, terasa sekali keasrian hutan ini, ada beberapa jejak binatang seperti celeng ataupun banteng nampak di jalur yang kami lewati. Suara kepakan sayap burung Rangkok juga sempat beberapa kali mengagetkan kami. Tracknya lumayan licin, karena beberapa hari sebelumnya sempat hujan lebat di daerah ini. Terlihat sekali klo sebenarnya track ini jarang dilewati, masih banyak ilalang dan pohon melintang yang menghalangi perjalanan kami. Katanya cuma 3 bukit?? sempat itu yang kami lontarkan sembari berjalan, rasanya lebih dari 3 bukit ya!! kami harus naik turun beberapa bukit berkali-kali dengan melewati beberapa sungai. Enaknya track ini banyak sumber air yang bersih, sangat beda jika kita mendaki ke gunung. Sering kali kami berhenti di sungai untuk bersih-bersih maupun mengisi stock air minum kami, dan sering kali juga saya terjatuh saat melewati bebatuan sungai yang penuh lumut. Track ini lumayan gelap, karena memang hutannya sangat lebat. Panas terasa saat sampai di Patok 21 yang merupakan puncak bukit tertinggi di track ini. Kami istirahat lumayan lama disini, sampai akhirnya kami sadar klo hari sudah sore dan takut kemaleman di hutan seperti ini. Kami mempercepat langkah, terutama saya dan adik saya dengan tujuan untuk mencari jalur. Oh ya diantara kami belum pernah ada yang kesini, jadi kami harus bener-bener jeli untuk membaca track ini. Dibeberapa titik, kami selalu meninggalkan jejak dengan cara mengikat tali rafia berwarna kuning di ranting-ranting pohon. Kami pikir akan sangat membantu sekali saat perjalanan pulang nantinya akan lebih cepat karena tidak perlu ragu-ragu untuk menentukan jalan. Kami sempat kebingungan menentukan jalan pada saat jalur yang kami lalui bertemu sungai dan sulit mencari tanda-tanda arahnya kemana. Setelah kita perluas radius pencarian jalur ini, akhirnya kita temukan jalan itu. Hampir saja kita tersesat!! kamipun memasuki hutan bambu, hujan mulai turun. Kami berhenti untuk memakai jas hujan namun ternyata setelah kami jalan 15 menit, hujan pun reda. Saya dan adik saya di depan untuk mencari jalan dan memberi tanda jejak tali tersebut. Yang lainnya agak jauh di belakang, saya tambah bersemangat setelah mendengar suara deburan ombak. Saya percepat langkah saya dan akhirnya... oh indahnya Teluk Meru di sore hari tepat 5 jam kami tempuh perjalanan ini (12.00 - 17.00 WIB). Sejenak saya dan adik saya duduk santai di tepi pantai sambil menikmati suasana sore dan menunggu beberapa rekan yang lain yang akhirnya sampai juga dengan selisih 30 menit dari kami. Kami lanjutkan mencari camping ground yang tepat dan segera mendirikan tenda. Di teluk Meru barat ini sebenarnya kurang cocok untuk camping ground namun terlanjur sudah malam. Kami mulai masak dan membuat minuman, beberapa snack juga kami keluarkan dari tas kami. Kami saling cerita tentang pengalaman jungle track saat berangkat tadi. Dominan cerita tersebut isinya keluhan, hahahaha... wajar!! kami memang jarang-jarang atau mungkin sudah cukup lama tidak berpetualang jauh lagi. Malam hari kami habiskan dengan main kartu domino dan ngopi tapi sebagian juga ada yang tidur pulas duluan. Rencana kami untuk mancing di malam hari kami urungkan, takutnya klo ada binatang buas keluar malam-malam apalagi sekeliling kita selain pantai dan muara adalah hutan belantara.

Kamis, 26 Juli 2012

Jalan-jalan ke Gunung Ciremai

Puncak Ciremai (3078 Mdpl) - Taman Nasional Gunung Ciremai Jawa Barat


Jalan-jalan saya kali ini adalah ke Gunung Ciremai Jawa Barat. Gunung ini terletak di 3 wilayah kabupaten Cirebon, Kuningan dan Majalengka. Gunung Ciremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3078 Mdpl. Ide untuk jalan-jalan kesini belum terpikir sebelumnya sampai akhirnya salah satu temen kerja mengajak saya,.. padahal setiap hari loh saat perjalanan berangkat atau pulang kerja selalu terlihat puncak Ciremai yang menjulang tinggi. Seminggu sebelum hari H, saya mulai menyiapkan segala sesuatunya dari nol, mulai dari tenda, pakaian outdoor, alat masak dll tapi fisik sebetulnya yang belum siap :(. Sebagian ada yang saya beli secara online dan sebagian di beberapa toko outdoor. Fix rombongan kami ada 5 orang yaitu saya, Anas, Taufik, Bagir, dan Iqbal Memet padahal sebelumnya 7 orang. 2 orang yang gak jadi ikut ini "Jumaidin dan Garry" memiliki alasan khusus, sehingga mereka merasa bersalah dan baik hatinya mereka mau mengantar kita ke lokasi awal pendakian, hehehe *temen yang baik. Jalur pendakian yang kami pilih adalah jalur Apuy Majalengka, jalur ini kami pilih karena menurut info dari pendaki yang sudah berpengalaman disini ini adalah jalur yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah dibanding 2 jalur pendakian yang lain #bingung maksudnya ya???. Jadi klo diurutkan dari yang tersulit adalah jalur Linggarjati - Apuy - Palutungan, masing-masing ini berada di kabupaten yang berbeda. Pada Jumat malam tanggal 20 April 2012, kami berangkat dari Indramayu menuju Majalengka. Tepat jam setengah 11 malam kami sampai pasar Majalengka lanjut naik pickup ke pos perijinan, kemudian kami memutuskan untuk bermalam di pos tersebut dan mulai pendakian besok paginya. Pagi hari kami membeli sarapan dulu sambil ngobrol-ngobrol sama potter dan petugas perijinan mengenai track yang akan kami lalui ini.

Selasa, 24 Juli 2012

Jalan-jalan ke Bromo

Gunung Bromo - Jawa Timur


Pada tanggal 18 Nopember 2011 atau selang 3 hari sepulang jalan-jalan dari pantai Rajegwesi, saya masih ingin menghabiskan waktu libur cutiku bersama alam. Kebetulan adikku lagi pulang ke Lumajang, saya ajak dia untuk main ke rumah temen sekolahku dulu di waktu SMA. Dari ngobrol-ngobrol ringan awalnya, Widi nama salah satu temenku ini ingin sekali ke Bromo. Oke saya iyakan waktu itu juga untuk berangkat! mencari temen satu lagi, akhirnya Ghofar ikut dan jadinya kami berempat. Walapun sudah sore kami bersemangat untuk tetap berangkat dan menyiapkan segala sesuatunya. Setelah tenda dan perbekalan siap, habis maghrib kami berangkat ke Bromo dari Lumajang melalui jalur proboliggo walaupun sebenarnya lebih deket dari jalur Lumajang namun jalur hutan, klo malam ya kami pikir-pikir lebih baik lewat Probolinggo yang jalannya ramai. Cuaca gerimis tidak mengurungkan niat kami, alhamdulillah sesampainya di Bromo cuaca cerah bekas habis hujan, setelah 2 jam perjalanan kami tempuh. Perizinan selesai, kamipun segera memasang tenda di padang pasir Tengger. Menikmati bintang, bikin kopi, bikin mie, dan ngobrol sana-sini. Sungguh malam yang indah,.. Setelah begadang, paginya kami terbangun oleh suara mobil hardtop yang menuju gunung bromo. Sambil ngopi, kami memandangi para wisatawan baik yang naik Toyota hardtop ataupun kuda. Melihat wajah mereka yang bersemangat sekali, tua muda cowok cewek memenuhi wilayah Bromo terutama jalur Probolinggo, seakan menemani ngopi pagiku. Selesai sarapan (mie lagi!), kamipun bergegas pulang. Mau ke puncak agak males klo rame gitu, dan sudah sering juga kesana. Jadi ini judulnya "ke Bromo cuma numpang makan, ngopi dan tidur"?? hehehe. Saya selalu kangen akan suasana malam di gunung dan pantai :p

Jalan-jalan ke Pantai Rajegwesi Banyuwangi Taman Nasional Meru Betiri


Pantai Rajegwesi - Taman Nasional Meru Betiri



Ketika saya pulang kampung, seringkali saya mengajak saudara atau sahabat-sahabat saya untuk jalan-jalan ke alam bebas. Seringnya penentuan tempat tujuan jalan-jalan kami itu ide dari sauadara saya Mas Irwan. Yang lain tinggal sepakat saja karena rasa penasaran terhadap lokasi yang menjadi tujuan kami. Tempat tujuan kami kali ini adalah pantai Sukamade kab. Banyuwangi yang terkenal akan penangkaran penyunya. Kami berencana kesana dengan menggunakan motor. Sebenarnya motor yang kami pakai ini tidak mumpuni untuk medan berat, tapi ya dengan modal bismillah dan nekat tentunya kami tekadkan berangkat dengan motor seadanya. Tepat tanggal 13 Nopember 2011 pagi kami mulai saling menginformasikan waktu dan rencana tujuan. Akhirnya yang sudah fix ikut jalan-jalan kali ini adalah saya, Mas Irwan, Mas Anwar, Rohmat, Deden dan kawan Deden (lupa namanya). Kami berangkat pada malam hari sekitar pukul 9 malam pada tanggal 13 Nopember 2011. Perjalanan yang kami mulai dari Lumajang dengan super santai (maklum motor butut semua), kami berhenti di pasar Balung untuk membeli sedikit bekal di I***maret. Agak lama kami di daerah pasar itu, karena masih ngopi sama cari gorengan di warkopnya saudara. Mendekati pukul 11 malam, kami lanjutkan perjalanan. Melewati kota Jember lanjut kami berhenti kurang lebih jam setengah 2 malam di daerah Glanmore Banyuwangi untuk bertanya mengenai arah jalan. Dengan informasi yang kami dapat “katanya 60 km lagi”, kita putuskan untuk lewat Jajag (nama daerah di Banyuwangi). Setelah melewati kota Banyuwangi, kami berhenti sejenak untuk ngopi, karena sudah terasa berat sekali mata ini untuk membuka.  Habis Subuh kami lanjutkan perjalanan, dan masalahpun timbul. Kali ini agak berat, yaitu kabel kopling motor Mas Irwan Putus (Honda Win), Dengan kondisi masih petang, kami agak kesulitan untuk mendapatkan bengkel. Untungnya saya masih memiliki akal untuk memperbaikinya sementara, dengan modal kawat yang kami dapatkan didepan rumah yang kami lewati di pinggir jalan, kabel koplingnyapun dapat tersambung. *maaf ambil kawat tidak ijin yang punya rumah”. Pelan-pelan kami lanjutkan perjalanan… Pukul setengah 6 pagi, kami mampir di kios bensin sembari bertanya dan informasi yang kami dapat : “oh ke Sukamade masih juauuuh sekitar 60 km lagi”..waduh pikirku, padahal 4 jam yang lalu di Glenmore kami tanya katanya 60 km lagi. Ok tetep berangkatlah!!terlanjur… kamipun mulai memasuki wilayah perkebunan dengan jalan yang rusak parah, becek, licin bergelombang dll L, wilayah yang kami masuki ini namanya Rajegwesi. Dengan petunjuk warga sekitar kamipun melanjutkan perjalanan dan jalan yang kami tuju sudah benar. Tapi ketika masuk wilayah Taman Nasional Meru Betiri tepatnya pantai Rajegwesi, yang kami lihat adalah papan peta Taman Nasional. Dan Rajegwesi ke Sukamade itu jaraknya 20 KM, what???? Kondisi jalan pegunungan yang parah, apalagi musim hujan gini… kami putuskan tidak melanjutkan perjalanan. Ternyata pantai Rajegwesi itu keren juga, kami naik sedikit untuk melihat pemandangan teluk hijau… bekal roti pun kami habiskan lalu kami lanjutkan..zzZzzzzz TIDUR!!!!!… setelah sekian jam perjalanan malam sampai pagi akhirnya… tidak kurang dari 2 jam kami pulas, lanjut kami masak mie. Menikmati udara sejuk pantai dan hutan, tenang rasanya meskipun sedikit penyesalan bagiku karena menunda ke pantai Sukamade…

Jumat, 20 Juli 2012

Jalan-jalan ke Pantai Bandealit Taman Nasional Meru Betiri kab. Jember

Teluk Bandealit Taman Nasional Meru Betiri


Kali ini saya akan menceritakan kembali pengalaman jalan-jalan ke pantai Bandealit yang berada di Taman Nasional Meru Betiri kec. Ambulu kab. Jember Jawa Timur. Jalan-jalan kali ini kami laksanakan pada waktu H +3 Lebaran tanggal 1 Agustus 2011. Pada waktu itu saya dan adik saya sebelum berangkat posisi ada di kota Jember untuk merayakan lebaran di rumah budhe kami. Melalui telepon, kami (saya dan adik) janjian dengan saudara dan temen saya yang di Lumajang untuk liburan ke pantai Bandealit. Rencananya ada 6 orang (Saya, Adik saya Dio, Mas Rudi, Mas Anwar, Mas Irwan, dan temen kami Rohmat). Saya dan adik saya berangkat dari kota Jember agak siang dengan mengendarai motor, kami bertemu di Ambulu. Ambulu adalah meeting point yang sudah kami tentukan karena saudaraku yang lain start perjalanan dari arah yang berbeda yaitu Lumajang. Di Ambulu ini kami belanja makanan dan minuman untuk bekal makan siang di pantai Bandealit. Kami hanya menikmati 1,5 jam perjalanan aspal yang bagus, selebihnya medan offroad yang kami tempuh terutama saat mulai memasuki wilayah Taman Nasional Meru Betiri ya kurang lebihnya 1,5 jam. Walaupun begitu, ada sensasi tersendiri yang dapat menjadi sebuah cerita. Mulai memasuki Taman Nasional Meru Betiri, kita bisa menikmati udara yang sejuk, kicauan burung dan tak kala melihat kera yang bergelantungan di pohon-pohon klo beruntung kita bisa melihat macan tutul (seperti yang tertera pada papan TNMB). Untuk hal ini saya tidak setuju deh, mana ada ketemu macan tutul (hewan buas) itu beruntung?? yang ada klo ketemu pasti saya lari ketakutan, hehehe. Oh ya disini pada saat tertentu juga tumbuh bunga bangkai, namun kali ini kami tidak beruntung.

Kamis, 19 Juli 2012

Jalan-jalan ke Pangandaran dan Green Canyon

Green Canyon (Cukang Taneuh) - Ciamis Jawa Barat


Perjalanan waktu itu sebenarnya tidak saya rencanakan. Bermula dari ngobrol-ngobrol sepulang kerja, ada temen kerja yang ngajak dan berniat cari sewaan mobil Avanza untuk besok harinya dengan tujuan Pangandaran dan Green Canyon. Karena rombongan temen-temen ini kerjanya shift dan saya harian, ya jadinya saya gak ikut soalnya mereka berencana berangkat siang habis sholat Jumat (lagi off shift), jadi sedih deh.... Jumat sore tanggal 1 Juli 2011 seperti biasanya saya pulang kerja jam 5 an, saya ketemu dan ngobrol dengan beberapa temen lain. Saya cerita mengenai liburan temen-temen yang ke Pangandaran dan ternyata temenku ini juga diajak oleh mereka tapi tidak bisa karena kerja juga. Gimana? oke kita susul mereka? Terserah!! kata-kata yang sering diucapkan temenku yang satu ini. Dengan membawa mobil sedan miliknya, kami mancari 2 partner lagi yang mau ikut. Lumayan lah buat memperingan iuran BBM nya, hehehe. Kami 4 orang (Saya, Anas, Brewok dan Anton) berangkat dari rumah jam 7 malam, oh ya kami semua domisili di Indramayu Jabar meskipun sebenarnya tempat asal kami dari luar Indramayu (Lumajang, Sidoarjo, Malang dan Padang). Dengan perjalanan santai lewat jalur Cirebon kami mampir di Kuningan tepatnya rumah makan Kelapa Manis untuk santap makan malam kami. Inget saya jam setengah 12 malam kami kembali melanjutkan perjalanan, dan meskipun tidak tahu jalan toh ada GPS yng sudah ter-install di HP. Kali ini saya sebagai sopir dan teman saya sebagai navigator yang menunjukkan jalan serta memberi informasi tingkat keruncingan sudut belokan jalan. Hal ini sangat perlu bagi saya untuk mempermudah menyalip kendaraan terutama truck-truck besar, mengingat jalan pegunungan yang sempit dan berkelok-kelok naik turun. Dengan bakat saya sebagai pembalap, hehehe... jam setengah 2 dini hari kami sampai di pantai Pangandaraan. Muter-muter daerah pantai dan tak terasa sudah hampir subuh. Kamipun menghubungi rombongan temen-temen yang lebih dulu sampai disini dan mereka menawari kami untuk menginap di hotel yang sudah mereka tempati. Ah tanggung menurutku soalnya pagi-pagi kita sudah melanjutkan perjalanan ke Green Canyon dan akhirnya kamipun memutuskan untuk tidur di mobil yang sebelumnya sudah saya parkir tepat di pembatas pagar pantai. Terasa bentar sekali kami tidur, sudah dibangunkan oleh kilatan cahaya kamera para pengunjung yang mengabadikan sunrise tepat di depan mobil kami. Terbangun dan kami juga tidak menyia-nyiakan waktu untuk menikmati sunrise di pantai Pangandaran. . Setelah cukup lama, kami menuju ke hotel tempat teman-teman yang lain menginap dengan tujuan untuk menumpang mandi, hehehe

Jalan-jalan ke Bali

Nusa Dua Beach - Bali



Buka-buka file PC di kantor, ada beberapa foto yang mengingatkanku akan pertama kalinya merasakan naik motor terlama yaitu saat touring Lumajang - Bali dengan berangkatnya melalui jalur utara dan pulangnya jalur selatan pulau Bali tanggal 3-6 Juni 2011 bersama saudara-saudaraku (total 4 orang yaitu saya, adikku Dio, Mas Irwan, dan Mas Anwar dengan 2 motor). Touring kali ini memang sudah lama kami rencanakan dengan manfaatin jatah cuti tahunanku. Perjalanan ini capek menjengkelkan tapi menyenangkan, bagaimana tidak awal berangkat jam 8 malam dari rumah pas baru 40 menit perjalanan, motor sudah terasa aneh. Setelah saya check ternyata jarum penyetel katup udara masuk ke karburator lepas dan hilang, dampaknya klo "digas" sedikit saja pasti mesin mati. Cari-cari bengkel gak ada, ya sudah dengan sedikit teknik ngegasnya dimainkan bukaan klepnya agak "di-fullkan" dan asal motor mau hidup saja sudah cukup. Terlanjur niat touring, besok pagi ajalah pikirku untuk beli karburator kit di bengkel yang kami lewati di perjalanan dan perjalanan kali ini santai kok tidak terburu-buru. Malam itu lewat kec. Balung Jember, kami mampir sejenak di kedai kopi punya saudara, lumayan kopi gratis plus gorengan buat bekal mata supaya tidak ngantuk mengingat perjalanan yang kami lakukan adalah perjalanan malam dan jauh pula. Setelah itu jalan sepi berliku kami rasakan saat melewati Gumitir Banyuwangi, sedikit perasaan was-was takut hantu?bukan tapi takut ada begal. Doa terus kami panjatkan mengiringi perjalanan kami dan akhirnya tepat menjelang subuh kami sampai di pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Senengnya, karena tidak lama kami akan sampai di pulau dewata. Menikmati udara laut dan memandang sunrise dari kapal feri, sampainya di pelabuhan Gilimanuk Bali kami manfaatkan fasilitas umum MCK. Sejenak menikmati udara pelabuhan, lalu kamipun melanjutkan perjalanan. Tepat jam 6 pagi kami berhenti di masjid, lupa nama daerahnya. Tidak jauh dari masjid juga terdapat pura, tampak disini kerukunan antar umat beragama sangat terjaga. Numpang tidur doank di masjid, cuma 1 jam kok, hehehe... Lanjut jalankan motor, tak lama berhentilah kami di Pulaki, nama daerah di jalur utara Bali yang terdapat pura di tebing pinggir jalan dan menariknya disini banyak kera. Sambil makan roti dan kacang sebagai bekal sarapan kami, tak lupa kami berbagi kepada puluhan kera-kera yang menghampiri kami. Setelah kacang habis, mereka mulai mengacak-acak tas kami... ah sial pikirku, segera kami melanjutkan perjalanan.