"Menggapai harapan setinggi gunung dengan berfikir seluas samudera"

Senin, 23 Desember 2013

Jalan-jalan ke Gunung Semeru





Berawal dari ngobrol-ngobrol pada saat rapat panitia HUT Pertamina ke-56 pada minggu akhir bulan Nopember 2013, muncullah ide untuk pendakian ke Mahameru. Kami dari Patrapala RU-VI sangat ingin memperingati HUT perusahaan di sebuah gunung tinggi di Indonesia. Menimbang masalah waktu dan pengalaman, kami memilih Mahameru. HUT perusahaan jatuh pada 10 Desember 2013, sangat mengkhawatirkan sebenarnya karena masih musim hujan. Dengan berbekal pegalaman saya dan sebagian besar teman-teman Patrapala RU-VI yang beberapa kali ke Semeru, tentunya jadi pertimbangan utama dan point plus untuk rencana pendakian ini. Kondisi cuaca selalu saya pantau, karena saya asli Lumajang Jawa Timur tentunya tidak sulit untuk mencari info cuaca di gunung Semeru. Rencana kami didukung penuh oleh Serikat Pekerja Pertamina Bersatu Balongan (SP-PBB) dimana saat event peringatan HUT Pertamina di Indramayu adalah sebagai EO yang ditunjuk oleh Management RU-VI Balongan. Dengan di-acc-nya proposal yang kami buat, segeralah kami mempersiapkan segala sesuatunya baik dari schedule, transportasi, perijinan, dan logistik. Yang sedikit menjadi kendala awalnya adalah masalah cuti. Kami Patrapala RU-VI adalah pekerja baik pekerja harian ataupun shift, sehingga untuk ijin meninggalkan pekerjaan butuh koordinasi yang baik dengan atasan demi keperluan man power planning. Kami sudah menjadwalkan keberangkatan tanggal 7 Desember 2013 dengan menggunakan kereta ekonomi Majapahit jurusan Cirebon - Malang. Hingga sore hari pas jam 4 saat pulang kerja, kami lega sudah dapat dipastikan semua ijin resmi meninggalkan pekerjaan untuk kami ber-11 sudah beres. Kereta berangkat jam 6 sore sedangkan kami semua pas berkumpul jam 5 sore, alhasil kami harus kebut-kebutan di jalan :(. Tapi mau gimana lagi, Indramayu - Cirebon tidak dekat!! Kami menggunakan 2 mobil, saya sendiri yang nyetir dan satunya Anas. Dan pas di pertengahan perjalanan, mobil Anas bannya sobek akibat terkena batu. Sedikit pusing awalnya, untungnya kami dibantu 2 temen yang sengaja ikut untuk mengantar kami ke stasiun. 1 temen semobil sama saya dan satunya sama Anas. Untungnya yang saya bawa mobil double kabin dengan bak, temen-temen dari mobil sedan Anas beralih ke mobil bak ini. Mohon maaf pak pulisi! saya bawa penumpang di bak mobil, hehehe! alhamdulillah lancar, dan gak ada polisi pas lewat kota Cirebon dan sampai stasiun Prujakan Cirebon tepat 10 menit sebelum jadwal keberangkatan kereta kami, alhamdulillah!

Rabu, 13 November 2013

Jalan-jalan ke Gunung Papandayan (ke-2x)






Jalan-jalan kali ini judulnya hanya buat ngadem, dan bagi kami gunung Papandayan yang enak buat santai. Seperti biasa berangkat tengah malem dan sampai di jam subuh sangat pas menikmati sepinya perjalanan dari Cirebon ke Garut. Sampai di parkiran, kami sarapan dulu di warung-warung sekitar area parkir. Menu umumnya nasi goreng dan tidak lupa kopi, hehehe. Selesai sarapan kami lanjutkan menuju lokasi camping ground yaitu di Pondok Salada yang hanya butuh kurang lebih 2 jam perjalanan. Di Pondok Salada kami menemui beberapa pendakian dari luar daerah sebagai tim SAR, ada pendaki individu yang belum ketemu selama 4 hari. Pencarianpun dilakukan oleh kelompok-kelompok pendaki wilayah Jawa Barat dan JABOTABEK. Mudah-mudahan ketemu dengan selamat, jika tidak ya semoga sang pendaki tenang di alam sana. Cuaca kurang bersahabat karena berkabut dan angin yang lumayan kencang. Hanya semalam kami disini, sekedar camping di Pondok Salada untuk sejenak menghilangkan penat akibat rutinitas pekerjaan. 

Selasa, 22 Oktober 2013

Jalan-jalan ke Pulau Merah dan Teluk Hijau


Liburan panjang Idul Adha dengan cuti kerja pastinya cocok buat pulang kampung. Tidak sekedar pulang kampung, tapi kali ini harus liburan yang berkesan. Liburan keluarga judulnya, pastinya Bluzzukan Community adalah keluarga bagi saya karena dominan beranggotakan keluarga dan para sahabat di kampung. Mengunjungi spot-spot terbaik di Jawa Timur masih saja tidak ada bosannya. Jalan-jalan kali ini yang kami rencanakan adalah pantai. Dari beberapa pantai yang indah seperti pantai-pantai di Taman Nasional Alas Purwo (G-land/Plengkung & Trianggulasi), Taman Nasional Meru Betiri (Teluk Hijau, Teluk Meru, Teluk Bandealit, Teluk Permisan), Taman Nasional Baluran (Pantai Bama), Tanjung Papuma, Pulau Merah, Pulau Nusa Barong, dan Pulau Sempu sempat semuanya masuk dalam daftar rencana jalan-jalan kali ini bersama Bluzzukan Community. Hingga beberapa saat sebelum hari "H", kami putuskan ke Pulau Merah dan Teluk Hijau karena sekali jalan kami bisa dapat 2 pantai yang sangat indah. Keduanya masih 1 kecamatan yaitu kecamatan Pesanggaran kabupaten Banyuwangi.

Senin, 30 September 2013

Jalan-jalan ke Puncak Sikunir - Dieng

Sunrise puncak Sikunir


Lagi-lagi bingung pengen kemana? yang jelas klo gak ke gunung ya ke pantai. Si biru masih setia menemani, peralatan camping pun selalu terbawa di mobil :D. Masih ngobrol "ngalor-ngidul" saat kami nongkrong di warung angkringan kota Cirebon malam hari tanggal 29 Agustus 2013. Hingga akhirnya kami putuskan ke Dieng Wonosobo Jawa Tengah dan kali ini kami cuma berdua kebetulan temen-temen yang lain lagi sibuk. Pukul 11.30 kami berangkat melalui rute Cirebon - Tegal - Batang - Bawang - Tambi - Wonosobo. Ini rute yang sangat sepi, jalannya kecil dan berkelok-kelok karena melewati kaki gunung Sindoro. Diperjalanan beberapa kali kami diguyur hujan, dan menjelang pagipun sudah terang namun saat kami memasuki lembah gunung sindoro, jarak pandang cuma 2-3 meter. Kabutnya begitu tebal ditambah banyak tanjakan. Kami sempat istirahat di kebun teh Tambi, sejenak menikmati udara pagi dan sejuknya udara kebun teh. Perjalanan kami lanjutkan hingga kami tiba di dieng sekitar 06.30. Setelah sarapan di warung nasi dekat pertigaan jalan raya Dieng, kami lanjutkan jalan-jalan di kawasan wisata Dieng. Kawasan wisata Dieng cukup luas, dan saya lihat tidak ada transportasi umum, kelihatannya yang ada cuma ojek kecuali jalan utama masih ada bus. Kawasan wisata Dieng sebenarnya berada di dua kabupaten yaitu Wonosobo dan Banjarnegara. Udara dingin, sejuk, hijaunya pemandangan, bukit-bukit yang mengelilingi kami bikin betah rasanya, sangat beberda sekali karena berhari-hari lamanya dalam tiap minggu kami harus bekerja di lingkungan yang panas, dan polusi udara yang tinggi. Jadi jalan-jalan ke gunung dan pantai itu wajib hukumnya!! minimal 2 minggu sekali, biar mata dan paru-paru dapat disegarkan.

Jalan-jalan ke Gunung Prau - Dieng


Dieng selalu bikin terpesona! Dari hasil googling akhirnya untuk weekend kali ini kami akan jalan-jalan ke Gunung Prau. Gunung Prau / Gunung Perahu sebenarnya berada di 3 wilayah yaitu Wonosobo, Kendal dan Batang, namun untuk puncaknya yaitu Wonosobo dan Kendal. Kali ini kami bertiga (Saya, Gento, Andri) menggunakan jalur pendakian via Dieng Wonosobo tepatnya desa Patak Banteng. Pas di pinggir jalan raya klo dari Wonosobo sebelah kiri ada tanda pos pendakian gunung prau. Pos ini dari depan seperti kantor kelurahan, para pengunjung diminta untuk mendaftar dengan biaya perijinan Rp 3000,- per orang, dan untuk penitipan mobil dikenakan biaya Rp. 10.000,- per malam. Di pos pendakian (base camp) terdapat toilet dan kantin, ruangannya cukup luas dan tersedia tikar serta karpet yang dapat digunakan untuk istirahat. Warung juga ada tidak jauh dari base camp. Cukup lama kami istirahat disini karena kami berangkat dari Indramayu tengah malam dan pagi baru nyampe. Walaupun sempat istirahat sejenak di POM bensin namun dirasa masih kurang. Kami nongkrong dulu di base camp sambil memandang indah bukit-bukit sekitar yang banyak ditumbuhi tanaman carica dan kentang. 

Jumat, 27 September 2013

Jalan-jalan ke Gunung Papandayan - Garut Jawa Barat

Papandayan (view dari antara Puncak tertinggi dg puncak bayangan)
Bosen weekend cuma istirahat atau diem di rumah, apalagi kita sudah terlalu jenuh dengan kesibukan pekerjaan yang kami lalui tiap minggunya. Saya mencetuskan untuk mengadakan jalan-jalan ke gunung Papandayan. Ya lumayanlah tidak terlalu jauh dari tempat kami kerja. Setelah nginfo ke temen-temen Patrapala RU -VI akhirnya tinggal 3 orang yang dipastikan berangkat. Dengan modal mobil butut kesayanganku, akhirnya kamipun berangkat. Sekitar jam 11 malam tanggal 6 September 2013, kami berangkat dari rumah dan sampainya jam 4an pagi. Sejenak istirahat capek karena belum tidur ditambah lagi jalanan rusak parah saat masuk daerah Cisurupan Garut Jawa Barat arah ke Gunung Papandayan.Di pos pendakian ini terdapat fasilitas toilet dan warung-warung makan. Ijin pendakiannya per orang 2000 rupiah + parkir mobil pribadi 20 ribu rupiah.

Jumat, 30 Agustus 2013

Jalan-jalan ke Taman Nasional Baluran "Africa Van Java"

Masih di edisi liburan lebaran bareng keluarga (ibu, adik-adikku, sepupu, keponakan). Beberapa kali rencana ke Baluran selalu gagal, namun kali ini bermodal tekad yang kuat serta doa restu dari kelurga akhirnya kesampaian #lebay, hahaha.... 
Kami berangkat siang dari rumah sehabis dzuhur pada tanggal 14 Agustus 2013 dengan rute Yosowilangun Lumajang - Tanggul Jember - Bondowoso - TN Baluran Situbondo. Setengah lima sore sampai disana, dengan rencana awal mau mendirikan tenda gagal setelah kami dapat informasi dilarang mendirikan tenda saat kami membeli karcis di pintu masuk taman nasional. Namun disini ada fasilitas penginapan di Bekol (Padang Savana) dan Bama (pantai). Saat di kantor perijinan diinfokan kamar ataupun cottage penuh (full booking), adyah!!! Dan disarankan untuk balik saja, pagi-pagi kesini "kata petugas taman nasional. Karena memang terlalu sore dan dari pintu depan untuk ke Bekol dan Pantai Bama bisa menghabiskan waktu 1/2 jam. Akhirnya kami memutuskan untuk nekad barangkali masih ada cottage yang kosong atau pas kesana penginap sebelumnya sudah pulang. Dan ternyata kami beruntung, di Bekol penuh dan dapatnya cottage di Pantai Bama. Lokasinya pas menghadap pantai dan harganya sangat terjangkau. Sayangnya kantin disini di malam hari belum tentu buka, namun fasilitas dapur dapat dipakai pengunjung. Karena kami berencana camping ya pastinya alat masak seperti gas stove, panci , piring serta bahan makanan seperti beras, mie dan lauk-pauk sudah kami siapkan sebelum sampai sini. Kami semua sangat menikmati liburan kali ini, malam hari bisa mancing, pagi-pagi bisa main di pantai, snorkeling dll.

Jalan-jalan ke Teluk Meru - Taman Nasional Meru Betiri (edisi 2013)




Bagi kami Teluk Meru merupakan destinasi yang memiliki ikatan batin bagi kami #lebay. Kami Bluzzukan Community seakan tidak akan pernah melupakan setiap pengalaman kami di Taman Nasional Meru Betiri. Hutan yang masih alami, binatang liar, pemandangan pantai yang indah dan terutama spot mancing di muara Teluk Meru Barat dan semua itu patut kita hargai dan kita jaga kelestariannya. Sebelum berangkat ke Teluk Meru, teman-teman dan beberapa saudara sudah menunggu di rumah untuk kepulangan saya dari Tanjung Papuma. Saat saya tiba, para maniak bluzzcom segera menyiapkan beberapa peralatan dan menaikkannya ke dalam dan di atas roof rack si jimny. Kendaraan yang kami pakai kali ini 1 mobil dan 2 motor untuk menampung 8 orang. Karena kami berangkat sudah sore, sudah dipastikan tracking kali ini di malam hari. Saat di perjalanan, mobil ada masalah dan sempat kami ke bengkel daerah Ambulu dan dipastikan klo laher/bearing as roda belakang sisi kiri jebol, dampaknya klo jalan tidak stabil dan timbul suara glodakan di gardan belakang. Dan apesnya bengkel bubutnya lagi tutup karena masih hari raya, (untuk pasang laher baru harus "ditrack" di bengkel bubut). Sempat bingung untuk lanjut atau berhenti sampai disini, karena resikonya as roda bisa lepas. Akhirnya saya putuskan untuk lanjut, namun berhenti sampai desa Curah Nongko karena jalannya masih dibilang enak. Saat malam hari kami tiba di perkampungan sebelum masuk hutan ini, kami berencana titip kendaraan di rumah terakhir yang deket dengan hutan dan rencananya perjalanan kami lanjutkan dengan jalan kaki. Sebenarnya dengan kendaraan bisa, namun dengan track offroad ini pastinya saya ragu dengan kondisi mobil saya. Rencananya kami mau titip ke kantor cabang Taman Nasional Meru Betiri tapi petugas yang sedang jaga menolak dengan alasan karena kantor ini beberapa hari yang lalu tepatnya malam takbir idul fitri hampir dibakar oleh orang-orang yang diduga para pelaku penebangan liar di kawasan Taman Nasional Meru Betiri untungnya masih bisa dicegah. Pihak Taman Nasional lagi memerangi aksi penebangan liar terutama di kawasan Bandealit dimana pohon jati berumur lebih dari 50 tahunan tumbuh disana. Mudah-mudahan mereka perusak lingkungan sadar atas perbuatan mereka. ---> kembali ke laptop : Akhirnya mobil kami titipkan di rumah yang memiliki toko dan ada halaman yang cukup bisa menampung mobil saya yang lokasinya tidak jauh dari pintu masuk taman nasional. Disini penduduk baik-baik, beberapa makanan dan kopi disuguhkan kepada kami #rejeki. Sebelum kami jalan kaki, petugas taman nasional menawari kami untuk menyewa truck penduduk, dan akhirnya kami mengiyakan dengan tarif lumayan yaitu 250 rb. Klo jalan kaki 3 jam, naik truck 1,5 jam ya sudah pilihan tercepat belum lagi masih butuh 4 jam klo tracking di dalam hutan untuk menuju Teluk Meru. Truck berhenti sampai blok Sumbergadung dan sisanya kami jalan kaki menuju rumah pak Nurngali tepat disamping hutan arah teluk Meru. Sekitar jam 10 malam kami sampai sana, ngobrol dengan keluarga pak Nurngali dan mereka menawarkan untuk menginap di rumahnya dulu. Jadinya nginap dulu nih, kami tidur di ruang tamu dengan beralaskan terpal. Pagi-pagi sekali kami bangun, team dibagi 2 (3 orang berangkat duluan, sisanya menunggu belanja bumbu masak yang ketinggalan) untungnya di sekitar pantai Bandealit ada yang jualan. Jam 8 akhirnya team ke-2 mulai jalan dan kami sampai jam setengah 12 siang di pantai Meru Barat. 

Jalan-jalan ke Tanjung Papuma - Jember



Lebaran hari ke-2 langsung cuss camping ke Tanjung Papuma bersama keluarga. Rencana ini sudah saya janjikan terutama kepada keluarga dari Surabaya yang akan liburan di rumahku di Lumajang untuk Jalan-jalan ke Tanjung Papuma yang berada di kecamatan Ambulu kabupaten Jember. Pada Sore hari tanggal 9 Agustus 2013 kami berangkat dengan menggunakan 2 mobil. Tidak lupa peralatan camping dan memancing kami bawa. Kami tiba di pantai malam hari, segera dua tenda kami dirikan. Kopi, candatawa, kartu gaple dan kesunyian menemani malam kami. Sayang dalam hal memancing kami kurang beruntung, tidak satupun ikan kami peroleh. Saat sunrise, seakan-akan pantai ini ramai seketika, mungkin beberapa pengunjung yang menginap di cottage kawasan Papuma ini tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memandang indahnya sunrise di Tanjung Papuma. Lumayan berkesan untuk jalan-jalan kali ini, setidaknya ini menjadi lokasi yang tepat untuk kumpul-kumpul keluarga, terutama ini menjadi pengalaman camping pertama bagi ponakan-ponakan kecilku tentunya dengan biaya murah meriah. (Tiket masuk untuk dewasa Rp 10.000,-  pas hari libur, dan  Rp 7.500,- di hari biasa ).

Minggu, 30 Juni 2013

Jalan-jalan ke Gunung Semeru

Contoh route #info dari blog lain
Ngomongin gunung Semeru, jadi kangen kampung halaman. Walaupun tidak dekat tapi gunung semeru masih bisa dilihat dari depan rumah, dengan berdiri kokoh tampak puncak mahameru puncaknya para dewa (katanya). Kebetulan ini tahun ke-3 ku bekerja di sebuah perusahaan BUMN, jadinya dapat cuti lamanya 2x dari tahun-tahun biasa.  Karena due date cutiku bulan Juni, segera saya rencanakan seabrek jadwal liburan, hehehe. Untuk bulan Juni 2013 terjadwal jalan-jalan ke gunung Semeru. Tinggal cari bareng, seperti biasa Bluzzukan Community atau Patrapala RU-VI atau kedua-duanya digabung?? Kayaknya lebih seru kedua-duanya. Oke sudah terdata siapa-siapa aja yang ikut dari Bluzzukan Community dan Patrapala RU-VI. Dan mendekati hari-H satu-satu mulai mengundurkan diri dari keikutsertaan mendaki ke Semeru baik dari Bluzzukan Community maupun Patrapala RU-VI dengan berbagai alasan dan tanggal keberangkatanpun ada perubahan. Dari rencana 4 hari diubah menjadi 3 hari, hmmm agak kurang nyantai nih pendakiannya. Hari Rabu malam tanggal 26 Juni 2013, Andri beserta saudara-saudaranya dari Sidoarjo tiba di Lumajang berjumlah 6 orang. Dari Lumajang sendiri saya dan Angga, jadi total tim pendakian ini ada 8 orang. Karena terlalu malam, rombongan saya ajak menginap di rumah dulu namun mereka pengennya langsung ke lokasi. Oke jadinya kami menerobos jalanan hutan semeru (alas ireng-ireng) pada tengah malam dengan mengendarai Jimny ku dan Kijang Andri. Sampai Ranu Pani sekitar jam 1 lebih, hmm tidur di mobil/buka tenda/di masjid. Beberapa dari kami memilih tidur di masjid dan mobil. Badan kurang fit mulai terasa saat saya bangun pagi, apa karena sisa-sia kecapekan nyetir Indramayu-Lumajang atau gara-gara tidur di mobil dengan suhu Ranu Pani yang brrr... Entahlah, namun semangat saya dan teman-teman masih tinggi untuk merasakan sensasi mendaki Semeru gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Selasa, 28 Mei 2013

Jalan-jalan ke Pantai-pantai di Lombok


Tidak sedikit yang bilang klo Lombok memiliki pantai yang lebih indah dari Bali. Suasananya juga lebih sepi, dan terasa tenang jika kesana "katanya. Mari kita buktikan! Jalan-jalan ke Pantai-pantai di Lombok kali ini merupakan serangkaian rencana acara kami Patrapala RU-VI & Friends (Saya, Anas, Azizi, Wahyu, Tigor & Fifi) untuk explore pulau ini selain acara pendakian ke Gunung Rinjani. Beberapa pantai yang terkenal seperti Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno sudah pasti menjadi target utama kami. Pantai pertama yang kami kunjungi adalah pantai Kuta (Lombok Tengah), karena lokasinya memang tidak jauh dengan Bandara Internasional Lombok. Itupun hari pertama kami sampai di Lombok pada hari Sabtu tanggal 4 Mei 2013 (penerbangan Jakarta - Lombok) pada siang hari sebelum kami menuju Sembalun untuk melakukan pendakian ke Gunung Rinjani. Setelah ke Kuta, kami sempatkan juga ke Tanjung Aan. Tanjung Aan memiliki pasir yang lebih putih dan halus daripada pantai Kuta dan tempatnya lebih luas. Cukup untuk menghabiskan waktu dan makan siang di pantai akhirnya kami kembali ke Bandara untuk menjemput teman dari Surabaya si Tigor yang ikut gabung di acara kami dalam waktu seminggu ini. Lanjut ke Sembalun untuk melakukan pendakian ke Rinjani. 4 hari 3 malam kami di Gunung Rinjani, dan pulangnya via Senaru. Senaru tidak jauh dari Pelabuhan Bangsal (Lombok Utara), hanya butuh waktu 2 jam.

Selasa, 21 Mei 2013

Jalan-jalan ke Gunung Rinjani



Gunung Rinjani adalah salah satu gunung yang didambakan banyak pendaki di Indonesia karena keindahannya dan ketinggiannya (3726 Mdpl) menjadi kategori gunung tertinggi no.3 di Indonesia setelah Jayawijaya dan Kerinci. Bicara keindahan pastinya tiap gunung memiliki keistimewaan tersendiri namun bisa dibilang di gunung Rinjani ini semua keistimewaan dari beberapa gunung tersaji baik Danau, Air Terjun, hot spring, savanna, hutan tropis sampai Goa ada disini. Oh Men!!! ISTIMEWA!!! 
Jalan-jalan ke Gunung Rinjani langsung menjadi hot topic bagi kami Patrapala RU-VI, berawal dari sekedar obrolan di warung kopi, BBM, Whatsapp, sampai grup FB sampai akhirnya terkumpul 5 anggota Patrapala RU-VI yang mengikuti acara pendakian ini yaitu saya (L), Azizi (L), Andri Anas (L), Wahyu aka Unyil (L) dan Dita Wahyu akan Gento (L) serta teman kita lainnya yang ikut yaitu Vivi (P) dan Tigor (L). Namun sayangnya mendekati hari H si Gento membatalkan dikarenakan alasan pekerjaan. Kita satu persatu saling mencari informasi tentang pendakian dan transportasi ke Gunung ini sampai akhirnya kami mendapatkan informasi sebagai berikut :

Rabu, 03 April 2013

Jalan-jalan ke Teluk Permisan - Taman Nasional Meru Betiri



Bingung ada tanggal merah pas hari Jumat, wah lumayan klo buat liburan. Akhirnya saya merencanakan untuk pulang kampung dengan menambah 1 hari cuti untuk Kamis-nya. Lumayan lama kan? buat kemana?? pastinya cukup untuk blusukan yang gak jauh-jauh dari rumah. Saya mengajak teman kerja saya, Andri namanya untuk turut serta dalam acara blusukan bersama saudara dan teman-teman di kampung. Rencana kali ini adalah Teluk Permisan, sebuah tempat di Banyuwangi yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri yang sudah lama kami dambakan untuk dapat kesana namun selalu gagal karena tersesat di hutan (via darat), ombak tinggi (via laut) dan masalah duit (Taman Nasional mewajibkan pake guide penduduk lokal dg tarif mahal). Kali ini kami coba via laut, dengan mengajak saudara kami yang berprofesi sebagai nelayan di daerah Puger. H-1 sebelum berangkat yaitu tanggal 28 Maret 2013 pada malam hari saya pastikan kesanggupan perahu yang mau kami pakai, namun dari Saudara saya (Lek Dur) belum ada kepastian dan ada potensi bisa dipakai siang. Wah sayang banget klo harus nunggu siang, sedangkan liburan saya terbatas. Sempat tengah malam kita berencana merubah tujuan yaitu ke Teluk Meru via darat. Rencananya tengah malam itu juga berangkat biar dapat paginya kita jungle tracking. Namun sesaat sebelum berangkat, saya dapat sms dari Lek Dur bahwa pagi perahu bisa dipakai. Kami langsung memutuskan OK dan membatalkan ke Teluk Meru. Pagi-pagi kami berangkat dan jam 6 sudah sampai Puger. Oh ya Bluzzukan Community yang hadir adalah saya, Andri, Rotam, Gogon, Bolot, Mas Anwar dan Mas Irwan. Sengaja jumlah kami batasi karena menyesuaikan kapasitas perahu. Oh ya Lek Dur mengajak sepupunya Doni untuk ikut, jadi total dalam perahu ada 9 orang. Setelah sarapan, mempersiapkan perahu dan lain-lain, akhirnya kami berangkat pukul 10.15. Itupun masih agak lama keluar muara karena padatnya perahu yang parkir sehingga sulit untuk lewat. Sebenarnya cuaca kurang bagus bisa dibilang jelek karena ombak sedang tinggi. Beberapa kali nelayan-nelayan tetangga Lek Dur ngasih saran agar tidak melaut atau klo pas di perjalanan jelek diminta segera balik. Namun Lek Dur masih yakin akan keamanan kami meski cuaca kurang bagus. Hanya do'a dan keahlian mengemudi perahu yang bisa menyelamatkan kami. Deburan ombak sering kali menyapu wajah dan tubuh kami, terkadang membuat mata ini perih. Namun perahu tetap melaju kencang tanpa sedikitpun upaya untuk balik arah. Rasa takut hilang seketika di saat semua pandangan kami disuguhi indahnya batuan karang, hutan Meru Betiri dan pantai sepanjang perjalanan. Wow!! selama ini kami menikmati Meru Betiri dari dalam hutan dan terasa beda jika kita melihat dari luar dan kejauhan. Banyak formasi gunung dan teluk sepanjang Meru Betiri pesisir pantai selatan dari kabupaten Jember sampai Banyuwangi. Salah satunya gunung Betiri  yang paling tinggi diantara gunung lainnya. 4 jam lamanya, dan alhamdulillah kami sampai di Teluk Permisan. Memang pantai yang perawan karena akses yang sulit, jika lewat darat jungle track via Sukamade akan memakan waktu 3-4 jam sedangkan via Bandealit sekitar 6-9 jam. Hutan belantara, pasir pantai, batuan karang membuat kami terpesona akan keindahan teluk Permisan ini. Perahu pasang jangkar di Teluk Permisan timur dan ada spot mancing yang bagus namun sayang karena ombak terlalu tinggi menjadi kendala. Segera kami dirikan tenda, dan hujan mulai turun walaupun gerimis. Semua sama dipikiran kami, ayo mancing!!! karena di laut ombaknya tidak bagus, jadi kami mengadu keberuntungan di muara tepat di belakang lokasi tenda kami dan di pantai depan tenda kami. Gagal mancing di atas perahu :( Beberapa aktifitas kami lakukan, ya seperti biasanya selain mancing, kita juga menikmati malam dengan main domino, menikmati kopi dan candaan-candaan khas kami. Beberapa dari kami ada yang beruntung dapat ikan dan yang paling beruntung adalah Lek Dur dan Doni karena mereka paksakan untuk berburu ikan di laut meski ombak tinggi. Alhamdulillah kami pesta ikan bakar yaitu ada ikan kakap merah, ragan-ragan dan sedangkan ikan barakuda kami bawa pulang sebagai oleh-oleh. 

Rabu, 13 Maret 2013

Jalan-jalan ke Gunung Ciremai (Part 3)


PATRAPALA RU VI sebuah nama kumpulan pecinta alam yang kami coba gaungkan. Kali ini kami merencanakan pendakian ke gunung Ciremai via Palutungan Kabupaten Kuningan - Jawa Barat. Dari temen kerja, temen main hingga beberapa kenalan juga berminat dan sampai akhirnya pada tanggal 8 Maret 2013 yang fix ikut ada 14 orang. Beberapa peralatan, logistic dan transportasi kami adakan baik ada yang milik pribadi maupun dari sharing cost. Sebelumnya saya dan 1 orang teman saya beberapa minggu sebelumnya menyempatkan survey ke Ciremai jalur Palutungan namun kami tidak berhasil sampai puncak karena kendala cuaca dan minimnya peralatan. Untuk kali ini jadwal yang kami rencanakan berangkat hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 sepulang kerja s/d tanggal 10 Maret 2013 pkl 18.00 dan berharap cuaca lebih baik dari waktu kami survey. Keberangkatan pkl 17.00 mundur hingga pkl 19.00. Beberapa alasan seperti telatnya pulang kerja, masih prepare dan bla bla bla menjadi penyebabnya. Start dari RDP Indramayu dengan menggunakan 3 mobil. Dan juga kami sempatkan makam malam di Cirebon. Di perjalanan menuju Palutungan Kuningan kami terpisah, sehingga menyebabkan kami saling tunggu apalagi rombongan 1 mobil yang terpisah ini tidak mengetahui lokasi pos pendakian Palutungan. Sampai akhirnya rombongan lengkap terdiri dari 14 orang sampai di POS Pendakian desa Cisantana kec Palutungan pada pukul 23.00. Sebelum berangkat saya menemui pak Nana salah satu penjaga pos pendakian (Mitra Pengelola Pendakian Gunung Ciremai) dan beliau menawarkan untuk menginap di POS dulu mengingat kondisi cuaca gerimis dan terlalu malam juga untuk melakukan pendakian.Setelah berdiskusi, akhirnya kami putuskan untuk melakukan pendakian dan ngecamp di POS 1 Cigowong. Oh ya perlu diketahui bahwa jalur Palutungan ini ada 9 POS pendakian loh, dan ada 2 sumber mata air yaitu POS 1 Cigowong dan POS 8 Goa Walet (klo kemarau di Goa Walet kering). Lanjut, 3 jam perjalanan akhirnya kami sampai di Cigowong. Buka tenda lanjut tidur, tapi ada juga yang masih begadang sambil ngopi. Pagi-pagi sekali teman-teman sudah mulai masak, saya sendiri masih tidur pulas hingga pkl 08.00 saya terbangun. Setelah semuanya selesai sarapan kami segera membereskan tenda dan melanjutkan perjalanan tepat pkl 09.00.

Senin, 11 Februari 2013

Jalan-jalan ke Gunung Ciremai (Part 2)


Waktu yang kurang tepat, persiapan yang kurang memang benar-benar menjadi kendala dalam jalan-jalan kali ini ke Gunung Ciremai. Jalan-jalan kali ini tepatnya kami laksanakan hari Sabtu-Minggu tanggal 9-10 Pebruari 2013, masih kemaren ya?? hehehe. Pebruari ya?? pastinya musim hujan kan? Bagi kami yang doyan dan ketagihan blusukan, hujan tidak akan menurunkan semangat kami. Bisa dibilang tiap jalan-jalan kami adalah rencana mendadak dan terealisasi. Kami?? ya Saya dan satu teman saya namanya Gento a.k.a Wahyu Dita. Ditengah-tengah kesibukan masing-masing yang kebetulan sama-sama bekerja di Indramayu, ada kalanya ada waktu libur Sabtu-Minggu. Weekend gini nih daripada nganggur mending jalan-jalan atau blusukan ke Ciremai #tema obrolan saat di angkringan SC Jumat malam. Tidak seperti biasanya, memang klo jalan-jalan ke gunung rata-rata 3 orang lebih karena beberapa teman yang lain kita ajak kebetulan tidak dapat bergabung, ya gak masalah 2 orang tetap berangkat juga. Sebelumnya saya pernah ke puncak Gunung Ciremai ini tahun lalu melalui jalur Apuy kabupaten Majalengka. Untuk yang kedua kalinya ini ingin coba jalur lain dan ada misinya juga yaitu survey untuk pendakian rombongan teman kerja dan teman main bulan depan rencananya. Sabtu dini hari (habis begadang nih ceritanya) beberapa peralatan kami siapkan, cuma minus 1 sleeping bag, matras dan kompor (gas stove) karena kedua perlatan tersebut ketinggal di kampung halaman saya :(. Berharap cuaca hujan tidak terlalu dingin dan untuk masak bisa pinjam gas stove ke pendaki lain atau pake kayu bakar. Oke lanjut ya Jam 9 pagi kami berangkat dari Indramayu kemudian jam 10 kami ke Ciperna ada keperluan pekerjaan sebentar. Selesainya kami lanjutkan ke kota Kuningan. Sebelum ke lokasi pendakian kami sempatkan makan siang sebentar dan membungkus lauk + nasi buat bekal disana serta belanja beberapa logistik. Oh ya jalur yang kami pilih ini jalur Palutungan dan memulai start Desa Cisantana - Kec Cigugur - Kab Kuningan. Disini ada pos perijinan yang dikelola mitra Taman Nasional Gunung Ciremai. Sebenarnya pendakian Gunung Ciremai masih ditutup sampai akhir bulan Pebruari ini, dan jika diijinkanpun harus memakai potter/guide dan untuk rombongan minimal terdiri dari 3 orang. Ya jelas kami tidak memenuhi persyaratan tsb, namun entah kenapa petugas tersebut mengijinkan kami untuk naik ke Ciremai walaupun cuma berdua dan tanpa guide. Apa karena tampang kami tampang pekerja kasar a.k.a kuli bangunan??, sempat jadi candaan kami diperjalanan, hahaha Dari info di pos perijinan, sudah ada 10 orang yang sudah 1 hari disana. Wah ternyata masih ada temennya.
Jam 13.15 kami mulai berangkat dari pos perijinan dengan cuaca panas namun kami dapat melihat kabut di atas gunung. Dari pos perijinan kami melewati jalan kecil (gang) perkampungan kurang lebih 100 meter. Setelah itu mulai memasuki perkebunan palawija warga dan ada beberapa kandang sapi. 20 menitan baru kami sampe hutan yang didominasi pohon cemara. Dari sini mulai terasa tanjakannya namun masih belum terlalu terjal. Baru 1 jam perjalan tepat pukul 14.30, hujan deras menemani perjalanan kami. Jalan setapak yang kami lewati merangkap jadi jalur aliran air hujan. Langkah kaki kami jadi agak melambat seiring makin licinnya jalan. Ilalang tumbuh subur disepanjang jalan yang kami lalui dan kadangkala daunnya menggores kulit tangan dan kaki kami. Air hujan telah menurunkan suhu tubuh kami sehingga tidak begitu terasa gerah karena sistem kerja aliran darah dan kelenjar keringat yang terus bekerja extra. Botol air minum yang kosong setelah kita habiskan untuk melepas dahaga, perlahan-lahan mulai penuh setelah kami menadah tetesan-tetesan yang cukup deras dari batang dan rantin pohon cemara. Jam 15.30 kami tiba di POS 1 Cigowong. Di POS ini ada shelter yang cukup besar bisa menampung 20 orang tapi berdiri ya, untuk camping ground sekitar shelter bisa 25 tenda. Sumber air permanen satu-satunya di jalur pendakian ini yaitu sungai kecil yang airnya begitu jernih dan dingin. Di shelter kami disambut beberapa orang terlihat seperti pendaki dan yang lainnya kami tebak adalah penduduk lokal sedang membuat api unggun. Walaupun di luar kondisi hujan, di shelter ini kami bisa menghangatkan diri. Benar memang mereka adalah pendaki yang terdiri dari 2 rombongan yaitu rombongan dari Jakarta terdiri dari 4 orang dan rombongan lainnya dari Kuningan terdiri dari 3 orang, selebihnya adalah penduduk lokal sekitar gunung ini. Kok total 7 orang, yang 3 lainnya mana menurut info POS Pendakian ada 10 orang. Ternyata rombongan lainnya melintas dalam artian jalur pulang tidak sama dengan jalur keberangkatan, bisa jadi turunnya ke Linggarjati atau Apuy. Jadi!!! kami bakalan sendirian di atas!!! gak masalah... semangat kami masih tinggi untuk menuntaskan pendakian ini. Di shelter kami sempat dimasakkan air sama temen-temen pendaki lain, ya sebelumnya saya cerita klo kompor ketinggalan. Alhamdulillah kami berdua bisa membuat kopi, sungguh kenikmatan tiada tara disaat kedinginan kondisi basah karena kehujanan dan tak lupa rokok menemani. Bisa dikatakan cukup lama kami disini, sampai satu persatu para pendaki dan penduduk lokal meninggalkan shelter untuk turun. Tinggal kami berdua, lanjutkan perjalanan! sempat kami bawa beberapa kayu bakar sisa api unggun mengingat kami tidak bawa kompor serta kondisi diluar hujan pasti kayu basah semua, minimal pas cerah kami bisa buat api unggun di puncak. Jam 17.00 kami melanjutkan perjalanan, jalan begitu terasa menanjak setelah melewati sungai. Hari mulai gelap, head lamp yang kami pakai mulai kami nyalakan. Hujan sudah tidak begitu deras namun masih banyak genangan air di jalan yang kami lalui. Sempat bertemu 2 orang penduduk yang turun kemungkinan membawa sesuatu, biasanya penduduk suka mencari ayam hutan atau trenggiling klo di jam-jam begini. Kadang melarang yang seperti ini susah karena rata-rata alasan buat mengisi perut, mudah-mudahan pemerintah daerah bersama Taman Nasional dapat mengarahkan pelaku-pelaku perusak lingkungan ini. Jalanan tidak begitu sulit meskipun kondisi gelap, sangat jelas jalurnya. Yang berat adalah kemiringan jalur ini, wah ya lumayan memaksa otot kaki bekerja lebih keras. POS 2 Kuta serta POS 3 Pangguyangan Badak telah kami lewati dan akhirnya  hampir lebih dari setengah jam setelah POS 3 yaitu pukul 19.30 akhirnya kaki si Gento kram. Mau tidak mau kami harus istirahat dan mendirikan tenda disini. Kebetulan kami berhenti di tikungan tanjakan dengan camping ground cukup bisa dipakai satu tenda kapasitas 3 orang. Masalah lanjut ke puncak bisa kami pikirkan keesokan hari stelah kami istirahat. Tenda berdiri, kami bisa makan malam dan kondisi di luar masih gerimis. Jam 21.30 langit begitu cerah, kami menengadah ke atas terlihat bintang-bintang disela-sela rimbunnya pepohonan. Sempat saat itu juga kami kepikiran untuk melanjutkan perjalanan namun feeling saya kurang pas karena cuaca sulit ditebak apalagi ada yang kakinya kram. Permainan domino, merokok, minuman kopi kaleng dan obrolan demi obrolan menghabiskan malam kami. Lanjut tidur, dan tidak lama sekitar pukul 01.30 saya terbangun. Bukan karena suara binatang yang mengagetkan, pengen kecing atau apa tapi karena kedinginan. Bener-bener butuh sleeping bag dan jacket gunung. Sleeping bag cuma satu yang kami pake bersama untuk alas tidur pengganti matras sedangkan jacket yang saya bawa saya pake sebagai pengganti jas hujan otomatis masih basah. Terbangun - tidur - terbangun dan ditemani beberapa kentut, wkwkwk akhirnya hari mulai pagi. Kami mencoba membakar kayu yang kami bawa dari POS 1 berharap bisa memasak air untuk membuat kopi dan mie. Satu jam lebih masih tidak berhasil, sempat nyala besar trus mati lagi mungkin karena suhu yang terlalu dingin dengan kelembapan yang tinggi menjadi penghalang. Sarapan pagi masih dengan nasi bungkus yang sengaja tidak kami habiskan saat makan malam. Karena terlalu siang dan cuaca mendung jadi kami putuskan untuk tidak melanjutkan mendaki, akhirnya kamipun turun jam 10 pagi. Perjalanan turun terasa begitu cepat dan sempat sedikit terkejut karena perjalanan yang kami lewati kemaren pada malam hari begitu terjal. Kami banyak berhenti apalagi ada view yang bagus dan tidak terburu-buru juga #masih betah. Melihat hijau-hijau dedaunan, lumut-lumut yang menempel pada pohon-pohon besar yang terlihat berumur tua sungguh sejuk di mata dan pastinya udara begitu segar. Jelas beban kehidupan tak terpikirkan walaupun untuk sementara sih. Alhamdulillah sampai POS 1 jam 12.30, disini air melimpah bisa buat BAB dan di shelter masih ada sisa kayu bakar untuk api unggun kemarennya. Karena kayunya kering jadi mudah terbakar, sesuatu itu adalah bisa masak air untuk buat kopi dan mie :P. Sepi sekali dan memang sepanjang perjalanan turun ini sama sekali tidak bertemu orang lain. Kami puas-puasin disini sebelum kembali ke rutinitas ketemu hari SENIN :(. Jam 15.30 kami balik seiring semakin derasnya hujan yang telah mengguyur satu jam lamanya. Semakin ke bawah semakin reda hujannya. Pukul 17.30 kami sampai di POS Perijinan Pendakian Cisantana. Walaupun tidak sampai puncak, kami tetap senang karena masih bisa menikmati dan bersahabat dengan alam.   














Selasa, 05 Februari 2013

Jalan-jalan ke Pantai Indrayanti - Gunung Kidul (Yogyakarta)



Pantai Indrayanti pertama kali kudengar dari postingan di kaskus dan beberapa blog yang belakangan ini ramai dibicarakan. Pantai Indrayanti merupakan sebagian wilayah pantai selatan yang berlokasi di kabupaten Gunung Kidul provinsi DI Yogyakarta, mungkin nama-nama lain yang lebih familier seperti pantai Baron, Sundak, Sepanjang, Krakal, Drini, Nagndong, Kukup dll. Bisa dikatakan Pantai Indrayanti adalah pantai paling ujung jika dari arah Yogyakarta yang artinya berada di hampir yang paling timur diantara pantai-pantai lain yang dimiliki Gunung Kidul. Rencana dadakan kami untuk kesana akhirnya deal juga. Siang hari tanggal 2 Pebruari 2013, kami berempat berangkat dari Yogyakarta dengan mengendarai mobil pribadi melewati Dlingu (jalur tengah). Perjalanan mulai terasa mengasyikan saat memasuki kabupaten Gunung Kidul, kita akan disuguhi jalanan khas pegunungan yang rata-rata sempit dan naik turun yang tajam. Kebetulan keberangkatan kali ini saya yang nyetir jadi para penumpang banyak yang protes karena terlalu kencang, hehehe. Vegetasi tanaman khas pegunungan pantai yang gersang yaitu jati, kelapa  dan pete menemani sepanjang perjalanan. Kondisi perkampungan masih begitu sepi dan bahkan beberapa daerah memang masih gunung tidak ada perkampungan sama sekali. Untuk menuju ke pantai ini membutuhkan waktu 2 jam jika dari kota Yogyakarta. Sebelum sampai di pantai Indrayanti kami melewati beberapa pantai lain seperti Baron, Sundak, Kukup dll. Diantara pantai lainnya, kelihatannya pantai Indrayanti yang paling rame kemungkinan karena pantai ini masih baru dibuka dan tidak selama pantai-pantai lain. Parkiran disini cukup luas, bahkan banyak sekali bus-bus pariwisata ukuran besar. Sekilas pantai ini mirip pantai Kuta Bali namun memang pasirnya tidak sepanjang pantai Kuta dan ombaknya kurang cocok untuk surfing. Pasirnya bersih, airnya jernih itu penilaian awal saya saat berjalan di tepi pantai ini. Rata-rata pantai Gunung Kidul ini memiliki tebing dan ada semacam pulau di ujung pantainya seperti Tanah Lot Bali. Yang harus menjadi perhatian pengujung adalah ombak dan arus yang kencang, sangat membahayakan bagi anak kecil yang bermain tanpa kawalan orang tuanya, meskipun disini sudah ada penjaga pantainya yang selalu siaga. Disini juga ada persewaan motor speedboad jika ada yang berminat. Tak kalah pentingnya, kita harus mencoba kuliner pantai ini. Sepanjang pantai ini tempat makan tersedia menu sea food dan kelapa muda pastinya. Untuk penginapan juga tersedia tapi memang sekilas masih sederhana tidak seperti di Bali dan Pangandaran. 

Rabu, 02 Januari 2013

Jalan-jalan ke Bromo (Lagi & lagi...)



Bromo!!!...serangkaian acara jalan-jalanku di musim liburan saat yang tepat untuk ambil cuti kerja. Setelah Sempu, Teluk Hijau dan lanjut Bromo. Tidak ada berhentinya roda berjalan menemaniku untuk menyusuri alam Indonesiaku yang indah. Jalan-jalanku pada biasanya bersama teman-teman Bluzzukan Community atau teman kerja, kali ini agak berbeda jalan-jalanku kali ini bertemakan family adventure. Saya sebut demikian karena lengkap keluargaku ikut ada ibu dan adik-adikku ditambah lagi kakak sepupuku. Walaupun mobil butut yang kecil ini Jimny 4x4 cukup mengantarkan kami untuk fun offroad ke Bromo. Keberangkatan kami dari rumah (Yosowilangun - Lumajang) habis Maghrib, dengan kondisi hujan sedikit memperlambat laju kendaraan. Hingga sampai daerah Burno - Senduro Lumajang hujan mulai reda. Memasuki wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, jalanan mulai gelap dengan kanan kiri kami adalah hutan belantara. Udara dingin sangat terasa saat kita sampai di Ranu Pane. Dari Ranu Pane kita masih turun untuk menuruni kaldera Gunung Tengger hingga sampai di lautan pasir. Gelap gulita sedikit membuat kita was-was terhadap jalan yang akan kami lalui, dengan luasnya lautan pasir sangat bisa membuat kami nyasar. Namun alhamdulillah sampai akhirnya kami dapat melihat lampu penerangan hotel di wilayah Probolinggo, berarti kita sudah dekat dengan gunung Bromo. Segera mencari camping ground yang tepat, dan tendapun kami dirikan. Malam kami lewati dengan minum kopi, bakar-bakar ikan (ikan dan kayu bakar memang sudah kami siapkan dari rumah), hehehe niat yo!!!. Benar-benar senang sekali dapat melihat keluarga yang kita cintai tersenyum dan tertawa di hadapan kita,.. sungguh anugerah yang tiada tara.