"Menggapai harapan setinggi gunung dengan berfikir seluas samudera"

Jumat, 26 Juni 2015

Jalan-jalan ke Giri Tirta Kahuripan Wanayasa - Purwakarta




Jalan-jalan kali ini sebenarnya salah satu destinasi sembari nyoba tol baru yaitu tol Cipali yang masih gratis untuk kendaraan golongan 1, hehehe. Pada tanggal 21 Juni 2015 kami berangkat dari Cirebon via pintu tol Plumbon dan sampai di Cikopo hanya 1,5 jam perjalanan dengan kecepatan rata-rata 100 kpj. Cikopo merupakan bagian dari kabupaten Purwakarta, maka kami mencari lokasi yang bagus untuk menikmati waktu ngabuburit di bulan puasa ini. Akhirnya kami pilih sebuah resort yaitu Giri Tirta Kahuripan Wanayasa yang terkenal memiliki skypool yang indah. Kurang lebih 1 jam perjalanan jika dari Cikopo untuk menuju lokasi ini. Di resort ini ada 2 tujuan wisata andalannya yaitu pool dan kebun binatang mini. Tarifnya juga lumayan untuk pool (kolam renang) Rp 60.000,- per orang, keliling taman dan kebun binatang mininya Rp 25.000,- per orang, serta parkir Rp 5000,- untuk mobil. Karena kami datang sudah sore yaitu pukul setengah 4 sore, maka kami hanya menimati kawasan kolam renang. Kami datang bertiga, hanya saya aja yang tidak ikut renang (cuma numpang foto-foto doang, hahaha).  Walaupun agak mendung, efek skypool nya masih bisa dinikmati. Karena lokasinya dilereng gunung, pemandangan indah pegunungan sangat menyejukkan mata kami. Air kolam yang segar khas pegunungan membuat nyaman pengunjung, tidak seperti kolam-kolam di perkotaan yang banyak kaporitnya. Hanya 1 jam kami disini lumayan puas menikmati pemandangannya, selanjutnya kami pulang sembari buka puasa Sate Maranggi Cibungur, ajippp!!!

Jalan-jalan ke Hutan Mangrove Karangsong - Indramayu



Jalan-jalan kali ini bertempat tidak jauh dari tempat kerja yaitu Hutan Mangrove desa Karangsong kabupaten Indramayu provinsi Jawa Barat. Perlu diketahui Hutan Mangrove Karangsong mulai dirawat semenjak tahun 2008 dan berbenah menjadi ekowisata melalui progam CSR Pertamina RU VI Balongan yang dimulai dari tahun 2010 hingga 2014 serta dikelola oleh masyarakat lokal melalui kelompok Tani Lestari menjadikan tempat ini mulai dilirik wisatawan baik dari Indramayu sendiri ataupun dari luar kota. Dengan tersedianya jogging track sepanjang 750 m, pengunjung dapat menikmati kelestarian ekosistem mangrove di kawasan ini dengan mangrove sejati yaitu bakau dan api-api serta masing-masing kelompok mangrove tersebut terpisah menjadi 3 jenis lagi jadi total ada 6 spesies mangrove. Hutan mangrove ini memiliki luas sekitar 17 ha memang tidak seluas hutan mangrove di Muara Angke Jakarta sekitar 25 ha, Wonorejo Surabaya 300an ha, Bali 3000 ha. Indonesia sendiri secara keseluruhan memiliki hutan mangrove seluas 4,5 jt ha atau 25% dari seluruh hutan mangrove di dunia (Indonesia negara dengan hutan mangrove terluas di dunia). Pengelolaan hutan mangrove Karangsong tidak sebagus di Surabaya dan Bali yang notabene sudah bekerjasama dengan JICA (Japan International Agency). Tapi keberadaan hutan Mangrove Karangsong sangat perlu diperhatikan terutama di pulau Jawa wilayah Barat, dimana hutan semakin hari semakin menyusut luasnya dengan perkembangan pemukiman dan industri. Keberadaan hutan mangrove ini juga dapat menangkal laju abrasi wilayah pantai Indramayu yang sudah terkenal memiliki potensi abrasi yang tinggi. Wisata Mangrove Karangsong Indramayu diharapkan dapat menjadi ekowisata andalan, tempat edukasi dan penelitian mangrove.

Jumat, 12 Juni 2015

Jalan-jalan ke Telaga Warna dan Bukit Sikunir Dieng




Jalan-jalan kali ini tujuannya mencari tempat yang dingin, dan berbau pegunungan, hehehe. Di sisi lain bertujuan untuk mengenalkan aktifitas outdoor terutama hiking dan camping kepada sang kekasih dan adiknya. Beberapa perlengkapan standar untuk camping dan perjalanan jauh menggunakan mobil pribadi telah kami siapakan. Perjalanan lumayan dari Cirebon menuju kawasan wisata Dieng butuh 6-7 jam perjalanan santai. Kami berangkat dari Cirebon pada Jumat malam pukul 22.30 tanggal 22 Mei 2015. Jalur yang kami lalui yaitu Cirebon - Tegal - Batang (Banyu Putih) - Limpung (Bawang) - Sukorejo (Kendal) - Tambi (Wonosobo) - Dieng. Di awal agak kuatir dengan kondisi jalan di daerah Tambi yang merupakan kaki gunung Sindoro karena mobil yang kami gunakan ground clearence-nya rendah tidak seperti Jimnyku yang bisa semua medan. Kami mulai memasuki kawasan Tambi sekitar pukul 03.30 dengan kondisi gelap gulita dan full tanjakan, belokan tajam, curam dan jalan yang sempit disertai kanan kiri ladang serta beberapa titik mepet jurang membuat kami sangat was-was terutama saya sebagai driver. Pas tepat mendekati area perkampungan sebelum kebun teh, kami menghadapi jalanan yang rusak dan jalanan yang separuh longsor. Medan offroad berasa sekali, dan sayangnya mobil ini grip bannya tidak tepat apalagi penggerak roda depan pastinya sering slip. Suara batu yang terpental mengenai underbody mobilku sedikit menggangu, tapi alhamdulilah kami bisa melewati medan ini. Ketika memasuki kawasan kebun teh kami lega tepatnya setelah suara adzan shubuh berkumandang, jalan mulai turunan dan beraspal bagus. Saya mencari spot agak luas tepat di kebun teh dengan tujuan untuk parkir dan tidur. Kondisi mata sudah sangat berat karena dari pagi ngantor hingga perjalanan ini saya belum tidur. Jam 6 pagi kami sudah bangun, bersantai sejenak untuk menghirup udara segar kebun teh dan tentunya mengabadikan foto kami lewat jepretan kamera. Jam 7 pagi kami lanjutkan perjalanan untuk menuju kawasan wisata Dieng.