Bingung ada tanggal merah pas hari Jumat, wah lumayan klo buat liburan. Akhirnya saya merencanakan untuk pulang kampung dengan menambah 1 hari cuti untuk Kamis-nya. Lumayan lama kan? buat kemana?? pastinya cukup untuk blusukan yang gak jauh-jauh dari rumah. Saya mengajak teman kerja saya, Andri namanya untuk turut serta dalam acara blusukan bersama saudara dan teman-teman di kampung. Rencana kali ini adalah Teluk Permisan, sebuah tempat di Banyuwangi yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri yang sudah lama kami dambakan untuk dapat kesana namun selalu gagal karena tersesat di hutan (via darat), ombak tinggi (via laut) dan masalah duit (Taman Nasional mewajibkan pake guide penduduk lokal dg tarif mahal). Kali ini kami coba via laut, dengan mengajak saudara kami yang berprofesi sebagai nelayan di daerah Puger. H-1 sebelum berangkat yaitu tanggal 28 Maret 2013 pada malam hari saya pastikan kesanggupan perahu yang mau kami pakai, namun dari Saudara saya (Lek Dur) belum ada kepastian dan ada potensi bisa dipakai siang. Wah sayang banget klo harus nunggu siang, sedangkan liburan saya terbatas. Sempat tengah malam kita berencana merubah tujuan yaitu ke Teluk Meru via darat. Rencananya tengah malam itu juga berangkat biar dapat paginya kita jungle tracking. Namun sesaat sebelum berangkat, saya dapat sms dari Lek Dur bahwa pagi perahu bisa dipakai. Kami langsung memutuskan OK dan membatalkan ke Teluk Meru. Pagi-pagi kami berangkat dan jam 6 sudah sampai Puger. Oh ya Bluzzukan Community yang hadir adalah saya, Andri, Rotam, Gogon, Bolot, Mas Anwar dan Mas Irwan. Sengaja jumlah kami batasi karena menyesuaikan kapasitas perahu. Oh ya Lek Dur mengajak sepupunya Doni untuk ikut, jadi total dalam perahu ada 9 orang. Setelah sarapan, mempersiapkan perahu dan lain-lain, akhirnya kami berangkat pukul 10.15. Itupun masih agak lama keluar muara karena padatnya perahu yang parkir sehingga sulit untuk lewat. Sebenarnya cuaca kurang bagus bisa dibilang jelek karena ombak sedang tinggi. Beberapa kali nelayan-nelayan tetangga Lek Dur ngasih saran agar tidak melaut atau klo pas di perjalanan jelek diminta segera balik. Namun Lek Dur masih yakin akan keamanan kami meski cuaca kurang bagus. Hanya do'a dan keahlian mengemudi perahu yang bisa menyelamatkan kami. Deburan ombak sering kali menyapu wajah dan tubuh kami, terkadang membuat mata ini perih. Namun perahu tetap melaju kencang tanpa sedikitpun upaya untuk balik arah. Rasa takut hilang seketika di saat semua pandangan kami disuguhi indahnya batuan karang, hutan Meru Betiri dan pantai sepanjang perjalanan. Wow!! selama ini kami menikmati Meru Betiri dari dalam hutan dan terasa beda jika kita melihat dari luar dan kejauhan. Banyak formasi gunung dan teluk sepanjang Meru Betiri pesisir pantai selatan dari kabupaten Jember sampai Banyuwangi. Salah satunya gunung Betiri yang paling tinggi diantara gunung lainnya. 4 jam lamanya, dan alhamdulillah kami sampai di Teluk Permisan. Memang pantai yang perawan karena akses yang sulit, jika lewat darat jungle track via Sukamade akan memakan waktu 3-4 jam sedangkan via Bandealit sekitar 6-9 jam. Hutan belantara, pasir pantai, batuan karang membuat kami terpesona akan keindahan teluk Permisan ini. Perahu pasang jangkar di Teluk Permisan timur dan ada spot mancing yang bagus namun sayang karena ombak terlalu tinggi menjadi kendala. Segera kami dirikan tenda, dan hujan mulai turun walaupun gerimis. Semua sama dipikiran kami, ayo mancing!!! karena di laut ombaknya tidak bagus, jadi kami mengadu keberuntungan di muara tepat di belakang lokasi tenda kami dan di pantai depan tenda kami. Gagal mancing di atas perahu :( Beberapa aktifitas kami lakukan, ya seperti biasanya selain mancing, kita juga menikmati malam dengan main domino, menikmati kopi dan candaan-candaan khas kami. Beberapa dari kami ada yang beruntung dapat ikan dan yang paling beruntung adalah Lek Dur dan Doni karena mereka paksakan untuk berburu ikan di laut meski ombak tinggi. Alhamdulillah kami pesta ikan bakar yaitu ada ikan kakap merah, ragan-ragan dan sedangkan ikan barakuda kami bawa pulang sebagai oleh-oleh.
|
Rumah Lek Dur |
|
Puger |
|
Watu Ulo dan Tanjung Papuma #view dari laut |
Dihutan ini juga ada air terjun yang lumayan bagus, tidak jauh dari pantai. Air tawar ini cukup menetralkan air aut yang telah membasahi kami. Pagi-pagi selesai sarapan kami tergesa-gesa untuk balik mengingat ombak yang masih tinggi. Ada satu yang menjadi peninggalan kami di teluk ini yaitu senterku yang ketinggalan, huaa... 3,5 jam lamanya akhirnya kami sampai di Puger walaupun sempat nyawa kami terancam pas di pelawangan (muara) karena kemudi perahu kami patah dan untungnya tidak sampai menabrak karang. Setiap perjalanan kami akan menjadi cerita yang tak terlupakan. Bagi saya hampir semua pantai di Taman Nasional Meru Betiri ini yang sudah saya jelajahi (Teluk Bandealit, Manung, Teluk Meru, Teluk Permisan, Sukamade, Teluk Hijau, Teluk Damai dan Rajegwesi) hanya minus pantai Nanggelan.
asik banget gabung dong boleh kan
BalasHapusboleh-boleh aja bro
BalasHapusTaman nasional meru betiri home base bluzzcom..kita harus menjaga karunia alam ini..the best place
BalasHapusSip, kelestarian alam merupakan tanggung jawab kita bersama.
BalasHapusBagi info rute dan biaya dong mas bro? tertarik nih... :)
BalasHapussalam kenal..
wah dah lama pengen ke meru betiri, kapan2 boleh lah join..
BalasHapusLiburan lebaran ini ada rencana kesana untuk camping, tracking hutan meru betiri
Hapus