|
Papandayan (view dari antara Puncak tertinggi dg puncak bayangan) |
Bosen weekend cuma istirahat atau diem di rumah, apalagi kita sudah terlalu jenuh dengan kesibukan pekerjaan yang kami lalui tiap minggunya. Saya mencetuskan untuk mengadakan
jalan-jalan ke gunung Papandayan. Ya lumayanlah tidak terlalu jauh dari tempat kami kerja. Setelah nginfo ke temen-temen
Patrapala RU -VI akhirnya tinggal 3 orang yang dipastikan berangkat. Dengan modal mobil butut kesayanganku, akhirnya kamipun berangkat. Sekitar jam 11 malam tanggal 6 September 2013, kami berangkat dari rumah dan sampainya jam 4an pagi. Sejenak istirahat capek karena belum tidur ditambah lagi jalanan rusak parah saat masuk daerah
Cisurupan Garut Jawa Barat arah ke Gunung Papandayan.Di pos pendakian ini terdapat fasilitas toilet dan warung-warung makan. Ijin pendakiannya per orang 2000 rupiah + parkir mobil pribadi 20 ribu rupiah.
Jam 7 pagi kami memulai pendakian. Track batu sangat mendominasi, dan di gunung ini kita harus melewati sisi kawah untuk mencapai atau mendekati puncak. Beda pada gunung berapi pada umumnya kita bisa menemukan kawah setelah menggapai puncak. Setelah melewati kawah, kami menemukan percabangan jalur yaitu klo lurus katanya bisa sampai ke Pengalengan kebun teh montoya, klo ke
Pondok Salada kami ambil kiri, baru dari sini serasa nuansa hutannya teduh sekali. Kami sudah berajalan sekitar 2,5 jam dan akhirnya kami menjumpai tanah lapang yang biasa disebut pondok seladah. Disini sangat cukup untuk mendirikan puluhan tenda, pemandangannya bagus dan banyak edelweis. Kami segera cari lokasi yang tepat menurut kami untuk mendirikan tenda dan segera tidurr... Untuk sumber air juga banyak dijumpai disini. Dibawah setelah melewati kawah tadi ada sungai yang debit airnya lumayan, dan sepanjang perjalanan setelah itu akan banyak menjumpai pipa atau selang untuk pengairan dari mata air ke rumah-rumah warga sekitar gunung Papandayan ini. Dari selang-selang yang bocor, kami memanfaatkannya untuk mengambil air minum. Berencana summit attack, ingin menggapai puncak tertinggi gunung Papandayan 2665 Mdpl dan melihat sunrise. Pagi jam 5, kami mulai berjalan ke sisi kanan pondok saladah menyusuri hutan dengan jalur batu yang lumayan menanjak, sedikit ngos-ngosan sih... higga akhirnya kami berada diposisi yang membingungkan, tidak ada kejelasan apakah ini sudah puncak atau belum apalagi pandangan tertutup oleh pepohonan yang terlalu rimbun. akhirnya kami terus berjalan dan serasa memutar gak tentu arah hingga akhirya kami berjumpa tanah lapang yang sangat luas dengan edelweis yang tumbuh dengan rimbunnya. Bersama kami juga ada rombongan lain yang sama-sama mencari arah ke puncak. Setelah turun melewati padang edelweis yang memiliki sebutan Tegal Alun ini, kami menyebrangi sungai kecil kemudian lanjut naik lagi melewati hutan yang didominasi oleh tanaman paku. Dari sini mulai jelas arah ke puncak karena tracknya jelas naik terus, dan pandangan juga semakin terbuka. Ada puncak banyangan yang cukup jelas untuk memandang kawah dan tegal alun, puncak 2665 masih cukup jauh didepan melewati 2 puncak punggungan lagi. Dan setelah sampai puncak tertinggi gunung Papandayan ini, ada sedikit raut kecewa diwajah kami, dan rombongan lain juga. Kemungkinan karena kami terlalu mengharapkan view yang bagus, ada sunrise dan sebagainya namun yang ada cuma pohon-pohon dan ilalang. Pandangan juga tak seluas puncak bayangan, tapi gak papalah yang penting kami sudah pernah sampai ke puncak tertinggi
Papandayan. Kami segera turun ke puncak bayangan untuk foto-foto kemudian lanjut turun ke bawah. Kali ini kami tidak mengikuti track saat awal summit tadi, melainkan melewati hutan mati. Disebut hutan mati karena tinggal batang pohonnya, dan tanah berwarna putih dengan kandungan belerang yang tinggi. Jalur sini ternyata lebih cepat dari jalur yang kami lewati sebelumnya. Ya gak papa lah jadi pengalaman karena sudah menyusuri semua punggungan di kawasan gunung papandayan ini, hehehe. Sampai tenda istirahat, sarapan dan lanjut pulang. Gak perlu lama-lama disini percuma karena semua kamera baterainya habis #doyan narsis hahaha. Ada hal yang menakjubkan kami jumpai disini yaitu keluarga pendaki yang sama-sama camping dengan kami di pondok salada. Ada pria tua (kakeknya), suami-istri, 2 anak kecil (cowok 3,5 tahun dan cewek 1,5 tahun) hebat deh!! katanya juga pernah ke Rinjani juga nih anak-anak. Gak kebayang saat di bukit/tanjakan penyesalan atau saat turun dari Plawangan Sembalun ke Segara Anakan, wuih...
Jalan-jalan ke Gunung Papandayan cukup berkesan, lumayan buat ngisi weekend. Udaranya dingin, anginnya sejuk banget klo siang apalagi pas edelweis di tegal alun dan pondok salada sedang berbunga pasti bikin adem dimata, hehehe. Tracknya lumayan mudah cocok untuk pendaki pemula, persediaan air cukup banyak, dan camping ground cukup luas tapi jangan mengharapakan sunrise dan sunset ya!
|
Parkiran pos perijinan pendakian |
|
Motor trail juga bisa sampai kawah |
|
Pondok Salada |
|
Edelweis pondok seladah |
|
Gratis dari temen pendaki lain yang pulang, hehehe |
|
Andri |
|
Saya |
|
Hasan |
|
Sunrise di Tegal Alun |
|
Tegal Alun, keren puoll!! |
|
oalah iki puncake ?? #pose andri |
|
Padang Edelweis Papandayan "Tegal Alun" |
|
mata air di Tegal Alun |
|
Hutan Mati |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar