"Menggapai harapan setinggi gunung dengan berfikir seluas samudera"

Senin, 30 September 2013

Jalan-jalan ke Puncak Sikunir - Dieng

Sunrise puncak Sikunir


Lagi-lagi bingung pengen kemana? yang jelas klo gak ke gunung ya ke pantai. Si biru masih setia menemani, peralatan camping pun selalu terbawa di mobil :D. Masih ngobrol "ngalor-ngidul" saat kami nongkrong di warung angkringan kota Cirebon malam hari tanggal 29 Agustus 2013. Hingga akhirnya kami putuskan ke Dieng Wonosobo Jawa Tengah dan kali ini kami cuma berdua kebetulan temen-temen yang lain lagi sibuk. Pukul 11.30 kami berangkat melalui rute Cirebon - Tegal - Batang - Bawang - Tambi - Wonosobo. Ini rute yang sangat sepi, jalannya kecil dan berkelok-kelok karena melewati kaki gunung Sindoro. Diperjalanan beberapa kali kami diguyur hujan, dan menjelang pagipun sudah terang namun saat kami memasuki lembah gunung sindoro, jarak pandang cuma 2-3 meter. Kabutnya begitu tebal ditambah banyak tanjakan. Kami sempat istirahat di kebun teh Tambi, sejenak menikmati udara pagi dan sejuknya udara kebun teh. Perjalanan kami lanjutkan hingga kami tiba di dieng sekitar 06.30. Setelah sarapan di warung nasi dekat pertigaan jalan raya Dieng, kami lanjutkan jalan-jalan di kawasan wisata Dieng. Kawasan wisata Dieng cukup luas, dan saya lihat tidak ada transportasi umum, kelihatannya yang ada cuma ojek kecuali jalan utama masih ada bus. Kawasan wisata Dieng sebenarnya berada di dua kabupaten yaitu Wonosobo dan Banjarnegara. Udara dingin, sejuk, hijaunya pemandangan, bukit-bukit yang mengelilingi kami bikin betah rasanya, sangat beberda sekali karena berhari-hari lamanya dalam tiap minggu kami harus bekerja di lingkungan yang panas, dan polusi udara yang tinggi. Jadi jalan-jalan ke gunung dan pantai itu wajib hukumnya!! minimal 2 minggu sekali, biar mata dan paru-paru dapat disegarkan.

Jalan-jalan ke Gunung Prau - Dieng


Dieng selalu bikin terpesona! Dari hasil googling akhirnya untuk weekend kali ini kami akan jalan-jalan ke Gunung Prau. Gunung Prau / Gunung Perahu sebenarnya berada di 3 wilayah yaitu Wonosobo, Kendal dan Batang, namun untuk puncaknya yaitu Wonosobo dan Kendal. Kali ini kami bertiga (Saya, Gento, Andri) menggunakan jalur pendakian via Dieng Wonosobo tepatnya desa Patak Banteng. Pas di pinggir jalan raya klo dari Wonosobo sebelah kiri ada tanda pos pendakian gunung prau. Pos ini dari depan seperti kantor kelurahan, para pengunjung diminta untuk mendaftar dengan biaya perijinan Rp 3000,- per orang, dan untuk penitipan mobil dikenakan biaya Rp. 10.000,- per malam. Di pos pendakian (base camp) terdapat toilet dan kantin, ruangannya cukup luas dan tersedia tikar serta karpet yang dapat digunakan untuk istirahat. Warung juga ada tidak jauh dari base camp. Cukup lama kami istirahat disini karena kami berangkat dari Indramayu tengah malam dan pagi baru nyampe. Walaupun sempat istirahat sejenak di POM bensin namun dirasa masih kurang. Kami nongkrong dulu di base camp sambil memandang indah bukit-bukit sekitar yang banyak ditumbuhi tanaman carica dan kentang. 

Jumat, 27 September 2013

Jalan-jalan ke Gunung Papandayan - Garut Jawa Barat

Papandayan (view dari antara Puncak tertinggi dg puncak bayangan)
Bosen weekend cuma istirahat atau diem di rumah, apalagi kita sudah terlalu jenuh dengan kesibukan pekerjaan yang kami lalui tiap minggunya. Saya mencetuskan untuk mengadakan jalan-jalan ke gunung Papandayan. Ya lumayanlah tidak terlalu jauh dari tempat kami kerja. Setelah nginfo ke temen-temen Patrapala RU -VI akhirnya tinggal 3 orang yang dipastikan berangkat. Dengan modal mobil butut kesayanganku, akhirnya kamipun berangkat. Sekitar jam 11 malam tanggal 6 September 2013, kami berangkat dari rumah dan sampainya jam 4an pagi. Sejenak istirahat capek karena belum tidur ditambah lagi jalanan rusak parah saat masuk daerah Cisurupan Garut Jawa Barat arah ke Gunung Papandayan.Di pos pendakian ini terdapat fasilitas toilet dan warung-warung makan. Ijin pendakiannya per orang 2000 rupiah + parkir mobil pribadi 20 ribu rupiah.

Jumat, 30 Agustus 2013

Jalan-jalan ke Taman Nasional Baluran "Africa Van Java"

Masih di edisi liburan lebaran bareng keluarga (ibu, adik-adikku, sepupu, keponakan). Beberapa kali rencana ke Baluran selalu gagal, namun kali ini bermodal tekad yang kuat serta doa restu dari kelurga akhirnya kesampaian #lebay, hahaha.... 
Kami berangkat siang dari rumah sehabis dzuhur pada tanggal 14 Agustus 2013 dengan rute Yosowilangun Lumajang - Tanggul Jember - Bondowoso - TN Baluran Situbondo. Setengah lima sore sampai disana, dengan rencana awal mau mendirikan tenda gagal setelah kami dapat informasi dilarang mendirikan tenda saat kami membeli karcis di pintu masuk taman nasional. Namun disini ada fasilitas penginapan di Bekol (Padang Savana) dan Bama (pantai). Saat di kantor perijinan diinfokan kamar ataupun cottage penuh (full booking), adyah!!! Dan disarankan untuk balik saja, pagi-pagi kesini "kata petugas taman nasional. Karena memang terlalu sore dan dari pintu depan untuk ke Bekol dan Pantai Bama bisa menghabiskan waktu 1/2 jam. Akhirnya kami memutuskan untuk nekad barangkali masih ada cottage yang kosong atau pas kesana penginap sebelumnya sudah pulang. Dan ternyata kami beruntung, di Bekol penuh dan dapatnya cottage di Pantai Bama. Lokasinya pas menghadap pantai dan harganya sangat terjangkau. Sayangnya kantin disini di malam hari belum tentu buka, namun fasilitas dapur dapat dipakai pengunjung. Karena kami berencana camping ya pastinya alat masak seperti gas stove, panci , piring serta bahan makanan seperti beras, mie dan lauk-pauk sudah kami siapkan sebelum sampai sini. Kami semua sangat menikmati liburan kali ini, malam hari bisa mancing, pagi-pagi bisa main di pantai, snorkeling dll.

Jalan-jalan ke Teluk Meru - Taman Nasional Meru Betiri (edisi 2013)




Bagi kami Teluk Meru merupakan destinasi yang memiliki ikatan batin bagi kami #lebay. Kami Bluzzukan Community seakan tidak akan pernah melupakan setiap pengalaman kami di Taman Nasional Meru Betiri. Hutan yang masih alami, binatang liar, pemandangan pantai yang indah dan terutama spot mancing di muara Teluk Meru Barat dan semua itu patut kita hargai dan kita jaga kelestariannya. Sebelum berangkat ke Teluk Meru, teman-teman dan beberapa saudara sudah menunggu di rumah untuk kepulangan saya dari Tanjung Papuma. Saat saya tiba, para maniak bluzzcom segera menyiapkan beberapa peralatan dan menaikkannya ke dalam dan di atas roof rack si jimny. Kendaraan yang kami pakai kali ini 1 mobil dan 2 motor untuk menampung 8 orang. Karena kami berangkat sudah sore, sudah dipastikan tracking kali ini di malam hari. Saat di perjalanan, mobil ada masalah dan sempat kami ke bengkel daerah Ambulu dan dipastikan klo laher/bearing as roda belakang sisi kiri jebol, dampaknya klo jalan tidak stabil dan timbul suara glodakan di gardan belakang. Dan apesnya bengkel bubutnya lagi tutup karena masih hari raya, (untuk pasang laher baru harus "ditrack" di bengkel bubut). Sempat bingung untuk lanjut atau berhenti sampai disini, karena resikonya as roda bisa lepas. Akhirnya saya putuskan untuk lanjut, namun berhenti sampai desa Curah Nongko karena jalannya masih dibilang enak. Saat malam hari kami tiba di perkampungan sebelum masuk hutan ini, kami berencana titip kendaraan di rumah terakhir yang deket dengan hutan dan rencananya perjalanan kami lanjutkan dengan jalan kaki. Sebenarnya dengan kendaraan bisa, namun dengan track offroad ini pastinya saya ragu dengan kondisi mobil saya. Rencananya kami mau titip ke kantor cabang Taman Nasional Meru Betiri tapi petugas yang sedang jaga menolak dengan alasan karena kantor ini beberapa hari yang lalu tepatnya malam takbir idul fitri hampir dibakar oleh orang-orang yang diduga para pelaku penebangan liar di kawasan Taman Nasional Meru Betiri untungnya masih bisa dicegah. Pihak Taman Nasional lagi memerangi aksi penebangan liar terutama di kawasan Bandealit dimana pohon jati berumur lebih dari 50 tahunan tumbuh disana. Mudah-mudahan mereka perusak lingkungan sadar atas perbuatan mereka. ---> kembali ke laptop : Akhirnya mobil kami titipkan di rumah yang memiliki toko dan ada halaman yang cukup bisa menampung mobil saya yang lokasinya tidak jauh dari pintu masuk taman nasional. Disini penduduk baik-baik, beberapa makanan dan kopi disuguhkan kepada kami #rejeki. Sebelum kami jalan kaki, petugas taman nasional menawari kami untuk menyewa truck penduduk, dan akhirnya kami mengiyakan dengan tarif lumayan yaitu 250 rb. Klo jalan kaki 3 jam, naik truck 1,5 jam ya sudah pilihan tercepat belum lagi masih butuh 4 jam klo tracking di dalam hutan untuk menuju Teluk Meru. Truck berhenti sampai blok Sumbergadung dan sisanya kami jalan kaki menuju rumah pak Nurngali tepat disamping hutan arah teluk Meru. Sekitar jam 10 malam kami sampai sana, ngobrol dengan keluarga pak Nurngali dan mereka menawarkan untuk menginap di rumahnya dulu. Jadinya nginap dulu nih, kami tidur di ruang tamu dengan beralaskan terpal. Pagi-pagi sekali kami bangun, team dibagi 2 (3 orang berangkat duluan, sisanya menunggu belanja bumbu masak yang ketinggalan) untungnya di sekitar pantai Bandealit ada yang jualan. Jam 8 akhirnya team ke-2 mulai jalan dan kami sampai jam setengah 12 siang di pantai Meru Barat. 

Jalan-jalan ke Tanjung Papuma - Jember



Lebaran hari ke-2 langsung cuss camping ke Tanjung Papuma bersama keluarga. Rencana ini sudah saya janjikan terutama kepada keluarga dari Surabaya yang akan liburan di rumahku di Lumajang untuk Jalan-jalan ke Tanjung Papuma yang berada di kecamatan Ambulu kabupaten Jember. Pada Sore hari tanggal 9 Agustus 2013 kami berangkat dengan menggunakan 2 mobil. Tidak lupa peralatan camping dan memancing kami bawa. Kami tiba di pantai malam hari, segera dua tenda kami dirikan. Kopi, candatawa, kartu gaple dan kesunyian menemani malam kami. Sayang dalam hal memancing kami kurang beruntung, tidak satupun ikan kami peroleh. Saat sunrise, seakan-akan pantai ini ramai seketika, mungkin beberapa pengunjung yang menginap di cottage kawasan Papuma ini tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memandang indahnya sunrise di Tanjung Papuma. Lumayan berkesan untuk jalan-jalan kali ini, setidaknya ini menjadi lokasi yang tepat untuk kumpul-kumpul keluarga, terutama ini menjadi pengalaman camping pertama bagi ponakan-ponakan kecilku tentunya dengan biaya murah meriah. (Tiket masuk untuk dewasa Rp 10.000,-  pas hari libur, dan  Rp 7.500,- di hari biasa ).

Minggu, 30 Juni 2013

Jalan-jalan ke Gunung Semeru

Contoh route #info dari blog lain
Ngomongin gunung Semeru, jadi kangen kampung halaman. Walaupun tidak dekat tapi gunung semeru masih bisa dilihat dari depan rumah, dengan berdiri kokoh tampak puncak mahameru puncaknya para dewa (katanya). Kebetulan ini tahun ke-3 ku bekerja di sebuah perusahaan BUMN, jadinya dapat cuti lamanya 2x dari tahun-tahun biasa.  Karena due date cutiku bulan Juni, segera saya rencanakan seabrek jadwal liburan, hehehe. Untuk bulan Juni 2013 terjadwal jalan-jalan ke gunung Semeru. Tinggal cari bareng, seperti biasa Bluzzukan Community atau Patrapala RU-VI atau kedua-duanya digabung?? Kayaknya lebih seru kedua-duanya. Oke sudah terdata siapa-siapa aja yang ikut dari Bluzzukan Community dan Patrapala RU-VI. Dan mendekati hari-H satu-satu mulai mengundurkan diri dari keikutsertaan mendaki ke Semeru baik dari Bluzzukan Community maupun Patrapala RU-VI dengan berbagai alasan dan tanggal keberangkatanpun ada perubahan. Dari rencana 4 hari diubah menjadi 3 hari, hmmm agak kurang nyantai nih pendakiannya. Hari Rabu malam tanggal 26 Juni 2013, Andri beserta saudara-saudaranya dari Sidoarjo tiba di Lumajang berjumlah 6 orang. Dari Lumajang sendiri saya dan Angga, jadi total tim pendakian ini ada 8 orang. Karena terlalu malam, rombongan saya ajak menginap di rumah dulu namun mereka pengennya langsung ke lokasi. Oke jadinya kami menerobos jalanan hutan semeru (alas ireng-ireng) pada tengah malam dengan mengendarai Jimny ku dan Kijang Andri. Sampai Ranu Pani sekitar jam 1 lebih, hmm tidur di mobil/buka tenda/di masjid. Beberapa dari kami memilih tidur di masjid dan mobil. Badan kurang fit mulai terasa saat saya bangun pagi, apa karena sisa-sia kecapekan nyetir Indramayu-Lumajang atau gara-gara tidur di mobil dengan suhu Ranu Pani yang brrr... Entahlah, namun semangat saya dan teman-teman masih tinggi untuk merasakan sensasi mendaki Semeru gunung tertinggi di Pulau Jawa.