Nusa Dua Beach - Bali |
Buka-buka file PC di kantor, ada beberapa foto yang mengingatkanku akan
pertama kalinya merasakan naik motor terlama yaitu saat touring Lumajang
- Bali dengan berangkatnya melalui jalur utara dan pulangnya jalur selatan pulau Bali tanggal 3-6 Juni 2011
bersama saudara-saudaraku (total 4 orang yaitu saya, adikku Dio, Mas Irwan, dan Mas Anwar dengan 2 motor). Touring kali ini memang sudah lama kami rencanakan dengan manfaatin jatah cuti tahunanku. Perjalanan ini capek menjengkelkan tapi menyenangkan,
bagaimana tidak awal berangkat jam 8 malam dari rumah pas baru 40 menit
perjalanan, motor sudah terasa aneh. Setelah saya check ternyata jarum
penyetel katup udara masuk ke karburator lepas dan hilang, dampaknya klo "digas"
sedikit saja pasti mesin mati. Cari-cari bengkel gak ada, ya sudah
dengan sedikit teknik ngegasnya dimainkan bukaan klepnya agak
"di-fullkan" dan asal motor mau hidup saja sudah cukup. Terlanjur niat
touring, besok pagi ajalah pikirku untuk beli karburator kit di bengkel
yang kami lewati di perjalanan dan perjalanan kali ini santai kok tidak terburu-buru. Malam itu lewat kec. Balung Jember, kami
mampir sejenak di kedai kopi punya saudara, lumayan kopi gratis plus
gorengan buat bekal mata supaya tidak ngantuk mengingat perjalanan yang
kami lakukan adalah perjalanan malam dan jauh pula. Setelah itu jalan sepi berliku
kami rasakan saat melewati Gumitir Banyuwangi, sedikit perasaan was-was
takut hantu?bukan tapi takut ada begal. Doa terus kami panjatkan
mengiringi perjalanan kami dan akhirnya tepat menjelang subuh kami
sampai di pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Senengnya, karena tidak lama
kami akan sampai di pulau dewata. Menikmati udara laut dan memandang
sunrise dari kapal feri, sampainya di pelabuhan Gilimanuk Bali kami
manfaatkan fasilitas umum MCK. Sejenak menikmati udara pelabuhan, lalu
kamipun melanjutkan perjalanan. Tepat jam 6 pagi kami berhenti di masjid, lupa nama daerahnya. Tidak
jauh dari masjid juga terdapat pura, tampak disini kerukunan antar umat
beragama sangat terjaga. Numpang tidur doank di masjid, cuma 1 jam kok, hehehe... Lanjut jalankan motor, tak lama berhentilah kami di Pulaki, nama daerah di jalur utara Bali yang terdapat pura di tebing pinggir jalan dan menariknya disini banyak kera. Sambil makan roti dan kacang sebagai bekal sarapan kami, tak lupa kami berbagi kepada puluhan kera-kera yang menghampiri kami. Setelah kacang habis, mereka mulai mengacak-acak tas kami... ah sial pikirku, segera kami melanjutkan perjalanan.
Pulaki |
Jam 12 siang kami sampai di danau Bedugul, jepret sana-sini dan agak lumayan lama kami menikmati pemandangan danau.
Danau Bedugul |
Perjalanan kami lanjutkan, kurang lebih 40 menitan kami sampai di Singaraja, disini sudah mulai ramai penduduknya. Toleh kanan toleh kiri akhirnya ada toko onderdil yang besar "Banyuwangi Motor", bukan promo loh!, beli karburator kit seharga 15 rb dengan sedikit pengalaman mekanik saya bongkar sendiri dengan peralatan yang sudah kami bawa, akhirnya selesai sudah setting dan perbaikan karburator motor megapro-ku. Hasilnya jreng..mantap... maklumlah dulu kuliahnya teknik mesin prodi otomotif, hehehe. Apalagi yang kurang ya???,... lapar... makan!!!! pas pusat keramaian di Singaraja kami tertarik dengan lalapan lele. Lalapan lele tempe tahu pun cepat dihidangkan di hadapan kami, lahap benar kami memakannya memang lapar luar biasa. Sambil ngobrol dan bercanda dengan si penjual, kebetulan yang jualan orang Jawa tepatnya dari Lamongan sembari nunggu baterai HP penuh (numpang nge-charge, hehehe). Selesai lanjut ke Denpasar, tujuannya ke rumah saudara dan jam 3 sore kamipun sampai atau setelah 19 jam dari keberangkatan touring kami. Datang ngobrol-ngobrol bentar dan akhirnya saya bertemu kasur....zzzzzz.. oh enaknya kayak nemu sesuatu gitu... Kebayangkan dari jam 8 malam sampai jam 3 sore, ini badan gak ketemu sandaran empuk???... bangun mandi dll, melihat rumah sepi yang punya rumah gak ada, kami pun keluar makan malam di warung. Ya saudara saya ini sudah lama merantau bersama keluarganya di Bali dengan berjualan tahu telur dan rujak. Rame ternyata, langganan warungnya banyak apalagi pas sore hari di jam pulang kerja orang kantoran katanya. Kami pun mengundang beberapa saudara yang tinggal di Bali juga, janjian ketemuan di warungnya saudaraku ini. Datanglah satu orang sepupuku mbak Rini namanya bersama temannya, dan kamipun di ajak keliling ke kuta. Dari pantai Kuta lanjut ke Hardrock cafe trus ke Legian. Sampai jam 1 malam kami menikmati keramaian di Kuta.
Pantai Kuta |
Hard Rock Cafe Bali |
Legian |
Malam ini kami berencana menginap di kos-kosan saudaraku lainnya di Nusa Dua, sesampai di Nusa Dua kami bertemu saudaraku ini di tempat yang sudah diarahkan biar gampang ketemuannya. Saudaraku mas Rio ini juga kerja di Bali sudah sekitar 2-3 tahunan waktu itu. Pagi esoknya jam 10 an kami keluar mengajak satu lagi temenku namanya Juli cari makan lanjut jalan-jalan, asyik...hehehe. Kali ini daerah yang kami kunjungi namanya Galeri, sebuah pantai dan pulau yang sudah dikelola dan dibentuk sedemikian rupa.
Water Blow Galeri |
Dah siang kami beli makan dulu, kemudian lanjut ke tanjung Benoa. Disini pengen nyoba paralayang gak kesampaian karena air laut lagi surut. Ya sudahlah kami lanjutkan perjalanan ke Uluwatu, kali ini kami harus pamitan sama saudaraku yang tinggal di Nusa Dua ini dan terimakasih banyak sudah ngajak keliling Nusa Dua. Rencana berhenti di Pura Pecatu tapi ramainya, ya sudah kami lanjutkan naik lagi ke arah barat daya dan sampai juga akhirnya di jembatan di atas pantai Padang, oh indahnya pemandangan pantai dari atas. Untuk menuju pantai Padang ini kami harus menulusuri celah tebing tepat di bawah pura, gelap dan lewatnya harus bergantian karena lebar ujung celah ini cuma muat 1 orang. Bagus sekali pemandangan disini, tampak turis mancanegara yang jumlahnya lebih banyak dari turis lokal sedang menikmati sunset dengan canda gurau dan adapula yang lagi bermesraan, bikin iri aja, wkwkwk....
Sunset di pantai Padang |
Terbenam sudah matahari terlihat dari pantai ini, kami lanjutkan perjalanan menuju Garuda Wisnu Kencana. Disini tiket masuknya 20 ribu klo seinget saya, sedikit ngeluarin duit padahal sebelumnya masuk ke wisata-wisata lainnya di Bali itu gratis. Sayangnya proyek ini terhambat, harusnya si Wisnu menunggangi si garuda bukan malah terpisah dengan beberapa bagian tubuh yang belum jadi.
Garuda Wisnu Kencana |
Capek dan senang yang kami rasakan selesai jalan-jalan hari ini, kami balik ke tempat saudara yang di Denpasar itu nyampe sekitar jam 9 malam. Malam ini istirahat dah cukup, esoknya pagi-pagi kami jalan-jalan ke pantai Sanur. Sambil memandang jauh ke laut, terbayang dalam benakku kapan ini ke Nusa Penida? dengan waktu yang sedikit ini tidak mungkin terlaksana apalagi lusanya saudaraku ini sudah harus kembali kerja.
Cukup sudah kami harus pulang, tidak lupa kami belanja di pusat oleh-oleh di kota Denpasar. waduh kebanyakan kayaknya, kerdus tas kresek memenuhi dua motor kami dan sebagian besar itu belanjaan saya, hehehe. Kali ini jalur yang kita lewati adalah jalur selatan, sembari lewat dan mampir ke Tanah Lot. Kali ini tidak hanya foto-foto saja yang memakan waktu lama tapi ada satu pesenan senior di kantorku yaitu "dream catcher" sebuah hiasan gantung yang diyakini sebagai penolak bala atau penanda adanya mahluk ghoib itupun bagi yang percaya sama barang ini. Bagiku sih sekedar hiasan, namun nyarinya ini susahnya keliling sampai di pusah oleh-oleh tanah lot cuma dapat 1. Setidaknya pesenan dah terlaksana dan kami putuskan pulang....
Ternyata masalahpun kembali muncul, pas melewati jalur hutan lampu mati dan tak lama kemudian motor mati. Akhirnya kami berhenti otak-atik sedikit walaupun gelap dengan penerangan dari HP akhirnya bisa nyala lagi dan kali ini masalahnya pada kelistrikan lampu. Berhenti di SPBU ngisi bensin dan saya manfaatkan untuk melanjutkan perbaikan tadi. Dengan cahaya yang cukup terang, tampak permasalahan dengan jelas. Potong kabel dan jumper sana-sini akhirnya saya yakin aman untuk melanjutkan perjalanan. Tak jauh dari SPBU itu kami berhenti di warung makan, dan banyak sopir2 truck disini. Selesai makan, kami lanjutkan perjalanan menyeberang dari Gilimanuk ke Ketapang. Dini hari benar-benar terasa ngantuknya, tampak saudaraku nyetir motornya berliku-liku. Berhentilah kami, ingat saya 2 kali kami berhenti untuk tidur di pinggir jalan entah di bangku depan warung yang sudah tutup dan di teras toko yang penting asal bisa merebahkan badan serta meluruskan kaki saja. Terasa cukup tidurnya (padahal saya gak tidur, buat jagain motor sih takut hilang!!), kami lanjutkan dan menjelang subuh kami berhenti di pasar Balung Jember untuk sarapan dan ngopi. Perjalanan kami lanjutkan, dan akhirnya kami sampai di rumah jam 5 pagi. Alhamdulillah kami selamat berangkat dan pulang sampai tujuan, sungguh pengalaman indah dan saya sangat menikmati jalan-jalan kali ini.
kurang lama do..kintamani, ubud dll urung..rencanakan touring tahap dua..ha..
BalasHapusOke. bablas sekalian ke Lombok. Rencananya naik mobil aja supaya bisa bawa tenda
BalasHapus