"Menggapai harapan setinggi gunung dengan berfikir seluas samudera"

Jumat, 20 Juli 2012

Jalan-jalan ke Pantai Bandealit Taman Nasional Meru Betiri kab. Jember

Teluk Bandealit Taman Nasional Meru Betiri


Kali ini saya akan menceritakan kembali pengalaman jalan-jalan ke pantai Bandealit yang berada di Taman Nasional Meru Betiri kec. Ambulu kab. Jember Jawa Timur. Jalan-jalan kali ini kami laksanakan pada waktu H +3 Lebaran tanggal 1 Agustus 2011. Pada waktu itu saya dan adik saya sebelum berangkat posisi ada di kota Jember untuk merayakan lebaran di rumah budhe kami. Melalui telepon, kami (saya dan adik) janjian dengan saudara dan temen saya yang di Lumajang untuk liburan ke pantai Bandealit. Rencananya ada 6 orang (Saya, Adik saya Dio, Mas Rudi, Mas Anwar, Mas Irwan, dan temen kami Rohmat). Saya dan adik saya berangkat dari kota Jember agak siang dengan mengendarai motor, kami bertemu di Ambulu. Ambulu adalah meeting point yang sudah kami tentukan karena saudaraku yang lain start perjalanan dari arah yang berbeda yaitu Lumajang. Di Ambulu ini kami belanja makanan dan minuman untuk bekal makan siang di pantai Bandealit. Kami hanya menikmati 1,5 jam perjalanan aspal yang bagus, selebihnya medan offroad yang kami tempuh terutama saat mulai memasuki wilayah Taman Nasional Meru Betiri ya kurang lebihnya 1,5 jam. Walaupun begitu, ada sensasi tersendiri yang dapat menjadi sebuah cerita. Mulai memasuki Taman Nasional Meru Betiri, kita bisa menikmati udara yang sejuk, kicauan burung dan tak kala melihat kera yang bergelantungan di pohon-pohon klo beruntung kita bisa melihat macan tutul (seperti yang tertera pada papan TNMB). Untuk hal ini saya tidak setuju deh, mana ada ketemu macan tutul (hewan buas) itu beruntung?? yang ada klo ketemu pasti saya lari ketakutan, hehehe. Oh ya disini pada saat tertentu juga tumbuh bunga bangkai, namun kali ini kami tidak beruntung.





jalan menuju lokasi bunga bangkai di Taman Nasional Meru Betiri

Setelah melewati hutan dengan jalan bebatuan, kami mulai memasuki kawasan perkebunan sengon, karet dan kakau. Dikawasan perkebunan ini terdapat perkampungan kecil pekerja perkebunan. Setelah melewati perkampungan, kami masih harus melewati jalan tanah di perkebunan Jati namun lumayan baguslah daripada jalan di wilayah taman nasional. Angin sepoy-sepoy dan suara ombak ciri khas pantai pun menyambut kami, meskipun sebenarnya belum bisa melihat pantai karena masih tertutup pepohonan. Dan akhirnya, selamat datang di pantai Bandealit kurang lebih jam setengah 3 sore... perjuangan kami terbayar sudah... udara segar, pemandangan indah, suara ombak... inilah yang kami cari... pantai yang indah dan sepi... seakan kami wisatawan yang spesial. Motor kami dekatkan di bibir pantai, konector busi kami lepas dan cukup yakin untuk meninggalkan motor dan cus... kami lari.. teriak-teriak...  

Pantai Bandealit

Pantai Bande Alit

Selain menikmati pemandangan pantai, kami juga menyalurkan hobi mancing. Mancing ini sudah mendarah daging bagi warga kampung kami baik tua dan muda (RT. 13 RW 04,Yosowilangun Lor - Lumajang). Untuk mendapatkan lokasi yang pas, kami harus menyusuri pantai dan melewati batu karang selama 30 menit. Lokasi yang tepat,.. kami semangat sekali untuk mancing... umpannya ikan cumi dan bakso yang kami potong kecil-kecil... Sudah cukup lama kami mancing tapi cuma dapat 1 yaitu ikan pari, lagi-lagi yang dapat saya, memang master!!hehehe. Sebenarnya kami salah jorang (pancing) karena tidak tepat untuk di lokasi ini...

Dapet ikan pari, mancing mania di Bandealit, hehehe
manjat tebing karang


Sebelum berangkat kesini rencananya cuma sehari atau dengan artian malamnya harus pulang... mengingat jalan tadi yang kami lewati tergolong sulit, dan takut ada apa-apa akhirnya kami memutuskan untuk menginap di pantai. Malam itu kami menikmati ikan pari, cumi dan bakso yang sudah kami bakar. Oh ya ikan cumi tepatnya ikan sotong dan bakso yang harusnya jadi umpan tadi, kami makan karena masih banyak dan lumayan utuh... Selain ikan-ikan tadi kami juga masak mie yang sudah kami bawa di tas,... lahap sekali walaupun ikan kurang matang kita kasih saos sambal,..hemmm enaklah wong lapar kok...hehehe... Tidur di bebatuan pinggir pantai kami urungkan, beberapa saudara saya mendapat sinyal kehadiran mahluk astral (ghaib) misal bau harum bunga dsb... akhirnya kami pindah ke lokasi dekat perkampungan. Kami memang bonek, di tengah hutan dan pantai kok tidak bawa tenda?? ya inilah petualangan kami...


Ingat ada tontonan bola Piala Asia, Indonesia lawan Malaysia klo gak salah, akhirnya kami pergi ke perkampungan. Di perjalanan sebelumnya kami lihat ada antena parabola di beberapa rumah, kami numpang nonton di rumah yang kebetulan ada toko perancangan. Supaya gak terlalu malu cuma numpang, kami pesen kopi dan kemudian pesen mie rebus pake telur... nonton bola pun gak jadi karena salurannya diacak, wah!!!! listrikpun padam.. oh ya listrik perkampungan ini pakai diesel genset milik perkebunan dan hanya nyala di malam hari dari jam 6 sampai jam 9. Karena ada bola, sama pihak perkebunan, listriknya tetap dinyalain waktu itu sampai jam 10 malam namun saluran bolanya diacak, ya sudah dipadamin akhirnya.. Dengan sedikit malu-malu ngomongnya kami meminta ijin ke pemilik rumah untuk tidur di teras depan, dan kamipun diijinin. Baiknya yang punya rumah malah ngasih kerdus buat alas dan 3 bantal, karena kami ber-6 maka bantalpun jadi rebutan, hehehe... Anjing penjaga tiap rumah pas malam itu terus menggonggong, biasanya ada hewan liar seperti babi hutan yang lewat. Jam 5 pagi kami bangun, temen saya Rohmat cerita klo pas pagi itu kakinya diendus anak babi hutan atau biasa kita sebut celeng. Memang klo pagi-pagi semua anjing penjaga pada tidur, habisnya pas malem begadang sih, wkwkwk...jadi gak ada suara gonggongan anjing lagi... Pagi sekali kami pulang, karena jam 9 pagi saya harus datang di acara reuni alumni SMAN 1 Lumajang dan adikku tampil nge-band di Selokambang. Capek, seneng, dan apa ya?? sulit diungkapkanlah perasaan ini klo sudah berada di alam yang indah dan alami ini. Yang pasti jalan-jalan kali ini sangat menarik dan pengen lagi kesini.....

Pemandangan Curah Nongko






4 komentar:

  1. sayang foto d omah warung g ono..ha..

    BalasHapus
  2. iyo, opo maneh lek onok fotone Rotam diendus celeng, wkwkwk

    BalasHapus
  3. Beberapa waktu lalu kesini dengan rombongan Travel Surabaya Jember. Pantai ini lumayan jauh dari Jember, anda memerlukan perjuangan ekstra untuk mencapainya lewat jalur darat. Tapi sesampai di

    BalasHapus